Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wisuda Ibu

4 September 2021   10:05 Diperbarui: 4 September 2021   10:13 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*

"Ibu yang tenang ya. Bismillah semuanya lancar, wiridan terus Bu," saranku.

Ibu hanya mesem. Wajahnya pucat pasi. Mungkin khawatir. Matanya sayu. Orang tua 56 tahun itu lemas. Tapi terus tersenyum. Aku tahu itu demi menghibur kami: ayah dan aku yang menemaninya operasi pagi ini.

"Nanti temani ibu di dalam ya. Ibu takut Nak," pintanya. Aku mengangguk dan kusenyumi ibu. Meski mungkin ibu tahu senyumku kecut. Tangannya kugenggam tak akan aku lepas.

"Pak Nur... Pak Nur," Adi rekan kerjaku di kantor mengagetkanku. "Dipanggil pak Rektor, pak."

"Baik Mas. Makasih ya." Beranjak aku ke ruang rektor. Aku panggil mas ke Adi karena dia masih muda. Junior kami di kantor rektorat.

Peristiwa hari Jumat terus bersarang di otakku. Sejak ibu menelepon aku selalu memikirkannya. Malam tak bisa tidur. Makan tak selera. Buntutnya bahkan lamunan alur registrasi sampai selesai operasi Ibu sudah terformat di otak. Aku mendorong kursi roda ibu dan bersisian dengan Ayah sudah terjadi di otak.

Sekarang baru Kamis. Malam nanti aku harus pulang.

"Bagaimana persiapannya Mas Nur?" tanya Pak Rektor. Aku menjawab siap. Beres. Aman. Aku juga menjawab semua tanyanya dengan tangkas, cepat, dan mantap. Sudah lima tahun aku bekerja padanya dan semua sukses.

Lalu pak Rektor mengangguk-angguk bangga. Dia juga menyodorkan amplop cokelat berisi uang lumayan tebal kepadaku. Tentu aku dengan tatapan nanar menerima amplop tersebut.

"Semoga operasi Ibundamu lancar dan beliau terus sembuh sempurna dan sehat-sehat ya, Mas." ucap Pak Rektor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun