Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wisuda Ibu

4 September 2021   10:05 Diperbarui: 4 September 2021   10:13 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"MasyaAllah. Terima kasih banyak nggih Pak Rektor." Kataku. Lalu beliau memelukku seperti bapak memeluk balitanya yang baru keluar kelas play group.

*

"Besok bila dokter membolehkan Ibu pulang Ibu ingin melihat pantai, Nur," kata ibu. Wajahnya berseri membayangkan pantai.

Aku dan ayah kompak mesem, mengangguk-angguk. Ayah di kanan ibu dan aku di sebelah kiri ibu yang berbaring.

Kami masih transit di kamar tulip ini. Sekian menit atau malah jam yang akan datang ibu akan digiring ke ruang operasi.

"Anakmu sekarang kelas berapa Nur?"

"Masih play group, Bu."

"Hani masih cemburuan Nak?"

"Nggak Bu. Sudah makin sabar dia. Sudahlah Bu. Wiridan aja. Jangan bahas yang lain."

Suster datang. Ibu lagi dicek suhu tubuh. Didengar detak jantungnya. Suster satunya mencatat ini itu.

"Kapan dikerjakan, Mbak?" Ayah bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun