Mohon tunggu...
Muktasyaf HudaNasrullah
Muktasyaf HudaNasrullah Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Pena yang tajam seperti jarum kristal yang menusuk disetiap relung jiwa. Kemudian memuncratkan mata air panasnya yang berupa tulisan-tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengungkapan yang Terbungkam

28 Mei 2023   14:52 Diperbarui: 28 Mei 2023   14:54 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
muktasyafhuda.nasrullah@gmail.com

Beberapa kali saya melihat dan menemukan mereka yang memiliki ungkapan yang dipecundangi oleh mereka yang menerimanya, bukan karena mereka benar-benar mengetahui ungkapan tersebut, melainkan ungkapan tersebut terlalu samar untuk difahami, mungkin sang pengungkap terlalu naif, atau bisa jadi merasa bukan ungkapanyalah yang di tunggu. 

Namun bait-bait sajak yang tersusun menjadi sebuah puisi ini, lebih merujuk kepada seseorang yang posisinya hanya bisa sebagai pengagum, sebab ia tau betapa mustahilnya jika rasa sukanya dapat diterima dengan cara mengungkapkan secara langsung.

Ini tentang hasrat untuk mengungkapkan ketulusan tentang rasa suka  yang sulit untuk di sampaikan dan sulit untuk mendapatkan balasan.

Puisi Yang Berjudul :

"Pengungkapan Yang Terbungkam"

Aku sepakat kepada indahnya jingga

yang ku ambil sedikit warna dari Mega.

Aku dihajar elokmu 

setiap saat kulihat paras itu.

Kekaguman yang bersabda berkali-kali

walau tak sampai hingga rungumu.

Ku siasati dirimu secara syahdu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun