Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masa Remaja, Awas Pembocahan Berkepanjangan

19 Agustus 2020   14:43 Diperbarui: 19 Agustus 2020   14:31 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remaja, masa penyiapan kedewasaan (Sumber foto : popmama.com)

**

PR besar kita adalah mendidik anak agar aqil dan baligh bersamaan. Menghajarnya dengan penyiapan kedewasaan dan kemandirian sejak usia 10 tahun. Menganggap bahwa mereka sudah dewasa. Sudah setara. Sudah dikenai kewajiban, sudah dewasa, tak wajib dinafkahi.

Ibu? Oh, usahlah risau. Bukankah cinta dan sayang dapat tetap diberikan tanpa disajikan dalam kemanjaan? Agar tak bocah terus!

Agar nanti anak tak menjadi baligh namun tak aqil. Dewasa fisiknya, kanak-kanak mentalnya.

Mungkin tanpa sadar kita punya peran dalam pembocahan anak, hingga kedewasaannya telat. Menganggap bahwa masa pubertas adalah masa pradewasa, postkanak-kanak. Masa tergantung-gantung.

Padahal, kalau suara sudah berubah sering dikomentari,


"Aih, anakku sudah besar!"

Curup,

19.08.2020

Muksal Mina Putra

Referensi : 

Pendidikan Berbasis Fitrah (Harry Santosa)

Menjadi Ayah Pendidik Peradaban (Adriano Rusfi, dkk)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun