Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesuksesan dalam Bertahan dengan Rasa Sabar, Bimbang atau Lepaskan

21 Juli 2021   06:28 Diperbarui: 21 Juli 2021   06:39 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by: indtimes.com

Sabar semua ada jalan keluarnya. Sabar dunia ini tidak selebar daun kelor. Sabar kita tidak tahu esok hari matahari lebih bersinar. Sabar karena sabar adalah kunci dari sebuah keberhasilan.

Keputusan, Pertimbangan dalam Setiap Pilihan

Pernahkah kita mendengar kata-kata bijak seperti diatas? Ungkapan nasihat dari orang-orang terdekat kita. Keluarga, teman, guru disaat kita dalam kondisi dirundung banyak permasalahan.

Jiwa serasa rapuh dan diselimuti rasa bimbang dengan berbagai persoalan berat yang menghadang. Kita pun dituntut untuk dapat menyelsaikannya dengan cepat dan sebaik mungkin. 

Kita juga terkadang harus memilih diantara dua pilihan yang sama-sama berat untuk ditentukan. Pilihan yang sukar diputuskan. 

Umpama ada dua pilihan antara tetap bertahan dengan pekerjaan ini dengan pendapatan seadanya atau pilihan berhenti bekerja dengan mencari/membuka lapangan pekerjaan sendiri, keluar dari zona nyaman. 

Nah, saya yakin ketika dihadapkan dengan contoh diatas, atas dua pilihan yang mesti ditentukan. Maka pertimbangan keputusan sudah barang pasti seribu alasan yang menyertainya. 

Memilih bertahan. Ngapain berhenti, cari pekerjaan lain. Kan, yang sudah pasti. Cari pekerjaan susah. Persaingan dunia usaha kejam perlu modal. Mungkin dengan bertahan ada jaminan pengangkatan. Mungkin bos naikan honor tahun depan, atau diangkat menjadi kepala unit.

Memilih berhenti, hidup gini-gini aja, nggak ada perkembangan, nggak ada jaminan masa depan, sedangkan kebutuhan semakin bertambah setiap tahun. Anak-anak semakin besar, gaji gitu-gitu aja. Kalau-kalau dengan membuka usaha rezeki bertambah.

Mencari solusi yang tepat, sebelum memutuskan keputusan seperti apa yang akan kita tempuh/ambil. Maka nasihat dan saran kerap kali sangatlah kita butuhkan. 

Tak jarang ide dikepala kita tidak muncul. Dan kita samgat membutuhkan orang lain dalam kondisi mental yang lagi down atau disesaki kebimbangan. 

Sumbangsih pendapat mereka setidaknya meringankan. Tempat meluapkan rasa yang membebani, tempat curhat akan uneg-uneg kita.

Secara Psikologi, perlu dihempaskan seperti katarsis masalah, perlu diceritakan kepada orang lain. Agar muncul kelegaan tersendiri daripada dipendam, kan.

Lalu, selanjutnya kembali pada diri kita sendiri memutuskannya. Jalan apa yang akan kita ambil dari pilihan ini. Bertahan atau lepaskan.

Rasa sabar merupakan bentuk bertahan atas dengan kondisi kesulitan dan kemungkinan yang akan terjadi. Baik dan buruknya.

Jika rasa bertahan serasa rapuh dan tidak bisa dipertahankan karena alasan yang memang lebih baik dari bertahan, maka lepaskan. Karena kesabaran pun ada puncak batasannya.

Lepaskan dalam artian keputusan tepat atas pertimbangan yang matang. Percuma terus bertahan jika itu sangat menyakitkan, menyebabkan luka dan duka Ferguso!

Untuk itu pada artikel receh kali ini, izinkan membagikan tentang rasa sabar dalam bertahan. Mengulang kembali ungkapan pribahasa orang terdahulu kita. Khususnya bagi yang sedang menghadapi masa-masa perjuangan. Menempuh pendidikan kah, atau sedang merintis dunia usaha.

Berakit-rakit Kita ke Hulu, Berenang-renang Kita Ketepian

Pribahasa sudah sangat tidak asing lagi digendang telinga, karena sedari kecil hingga saat ini masih terngiang.

Bahkan sang Raja dangdut pun mengutip istilah ini dalam sebuah judul lagunya "perjuangan dan do'a." Jamrud grup band Rock terkenal tanah air juga ada bait pribahasa ini dalam sebuah lagunya.

Kandungan makna kesabaran tersirat, kita dituntut bersusah-susah dahulu dengan pengorbanan dan mesti bersabar ditengah kondisi perjuangan. 

Bertahan demi impian, pada akhirnya impian yang diperjuangkan akan memperoleh kesenangan.

Asahlah Pisau, Maka Pisau Akan Tajam

Setumpul-tumpulnya pisau. Jika terus diasah maka pisau pun lambat laun juga akan menjadi tajam. Karena keberhasilan butuh bertahan meskipun terasa berat, namun justru memberikan pengalaman berharga dikemudian hari.

Bertahan karena tempahan dari proses yang terus menerus bisa menjadi kita tegar, dan mampu menyelsaikan setiap persoalan. Karena tidak ada yang tidak bisa jika kita sabar dan bertahan untuk terus belajar, bukan.

Jadilah Seperti Sungai yang Mengalir, dan Tetesan Air Hujan yang Melobangi Batu

Lihatlah aliran air sungai. Dari tempat tertinggi menuju tempat terendah, pada akhirnya bermuar pada lautan luas. Berbelok-belok, berliku-liku, panjang ratusan bahkan ribuan kilometer dilewati. 

Dihadang perbukitan, batu-batu besar. Namun air sungai selalu dapat menuju muara. Air dapat selalu dapat jalan keluarnya. Meskipun dibendung oleh dua perbukitan kokoh yang besar. Air sungai masih tetap bisa keluar. Atau air akan menjadi semakin besar melampaui dari sebuah bendungan, jik terus ditahan.

Begitupun tetesan air hujan yang jatuh dari atap rumah kita. Perlu waktu, menunggu masa batu dibawah tetesan air berangsur melobanginya.

Pentup. Apapun yang sedang kita jalani, kesabaran merupakan bentuk rasa bertahan atas apapun kesulitan yang selalu menghadang. Dan kunci sebuah keberhasilan.

Dan lepaskan jika itu dianggap tidak bisa lagi dapat dipertahankan. Berdasarkan pertimbangan yang matang.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun