Tak jarang ide dikepala kita tidak muncul. Dan kita samgat membutuhkan orang lain dalam kondisi mental yang lagi down atau disesaki kebimbangan.Â
Sumbangsih pendapat mereka setidaknya meringankan. Tempat meluapkan rasa yang membebani, tempat curhat akan uneg-uneg kita.
Secara Psikologi, perlu dihempaskan seperti katarsis masalah, perlu diceritakan kepada orang lain. Agar muncul kelegaan tersendiri daripada dipendam, kan.
Lalu, selanjutnya kembali pada diri kita sendiri memutuskannya. Jalan apa yang akan kita ambil dari pilihan ini. Bertahan atau lepaskan.
Rasa sabar merupakan bentuk bertahan atas dengan kondisi kesulitan dan kemungkinan yang akan terjadi. Baik dan buruknya.
Jika rasa bertahan serasa rapuh dan tidak bisa dipertahankan karena alasan yang memang lebih baik dari bertahan, maka lepaskan. Karena kesabaran pun ada puncak batasannya.
Lepaskan dalam artian keputusan tepat atas pertimbangan yang matang. Percuma terus bertahan jika itu sangat menyakitkan, menyebabkan luka dan duka Ferguso!
Untuk itu pada artikel receh kali ini, izinkan membagikan tentang rasa sabar dalam bertahan. Mengulang kembali ungkapan pribahasa orang terdahulu kita. Khususnya bagi yang sedang menghadapi masa-masa perjuangan. Menempuh pendidikan kah, atau sedang merintis dunia usaha.
Berakit-rakit Kita ke Hulu, Berenang-renang Kita Ketepian
Pribahasa sudah sangat tidak asing lagi digendang telinga, karena sedari kecil hingga saat ini masih terngiang.
Bahkan sang Raja dangdut pun mengutip istilah ini dalam sebuah judul lagunya "perjuangan dan do'a." Jamrud grup band Rock terkenal tanah air juga ada bait pribahasa ini dalam sebuah lagunya.