Oleh: Mukhtar Habib
Bagai laksana siang dalam irisan senja
Menlunglai terang mendung namun berawan
Tak bararti makna apes karena tergores luka
Kepala pena itu lepas dari tintanyaÂ
Sejenak merenung dari renungan siang panas yang tak menentuÂ
Dilema buai sajak angin selayaknya harapan palsuÂ
Tak ingin mengungkap tapi telah tersirat dari tidur malam yang melelahkanÂ
Tak ingin bicara namun cinta tak dapat terlihat
Selembar kosong itu harusnya terisi kata-kata cintaÂ
Mengisi sajak duka maupun bahagia
Segaris bait saja tak cukup mengutarakan sejuta rasa sejuta kata
Mungkin  Tuhan lah yang mengerti sepenggal kata itu
Yakni CINTAÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI