Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengapa Materi Esai Begitu Menakutkan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia?

2 Januari 2024   18:33 Diperbarui: 2 Januari 2024   18:44 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Pixabay 

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd 

" Menulislah, Sebelum Anak Cucumu Menulis Tentang mu bahwa Selama  Hidup Kamu Tak Pernah Menulis ' Muklis Puna, 2017'

Kutipan di atas memberikan arahan untuk menulis. Menulis itu sebenarnya  seni menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan.  Disadari atau tidak bahwa, keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya. Akan tetapi, keterampilan ini didapat di alam, karena diproses melalui pelatihan  dan keuletan.

Sebenarnya keterampilan menulis ini sudah dipelajari oleh seseorang sejak belajar pada jenjang Sekolah Dasar(SD). Cuma di jenjang tersebut, siswa masih belum bisa membedakan antara menulis dan menyalin. Mereka menganggap menyalin yang mereka lakukan  selama ini adalah menyalin. 

Pada tataran ini, menulis yang dipahami oleh mereka hanya sebatas konsep, bukan sebagai kegiatan praktik. Jenis dan bentuk tulisan dipahami pada tingkat pengertian, ciri - ciri dan bentuk.  Praktik - praktik menulis sangat jarang dilakukan  oleh siswa. 

Kurikulum sebagai acuan pembelajaran pada tingkat sekolah telah memasukan keterampilan menulis sebagai kegiatan produktif. Artinya, setiap pengetahuan yang dipahami oleh peserta didik harus mampu diracik ulang dalam bentuk pemahaman baru dan memunculkan konsep baru dalam bentuk tulisan. Sebagai keterampilan produktif, menulis  paling banyak diminati oleh sebagian orang. Ada sebuah kebanggaan, apabila tulisan seseorang dibaca dan dianalisis oleh pihak pihak tertentu. 

Selanjutnya, mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tingkat sekolah adalah suatu penghela terhadap disiplin ilmu yang lain. Atas dasar inilah  mata pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan pada setiap jenjang sekolah di negeri ini. 

Sebagai bahasa pengantar pada instansi pendidikan, mata pelajaran Bahasa Indonesia hadir sebagai media utama dalam menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan, maupun lisan. Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi beban dan tanggung jawab  guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia pada semua jenjang. 

Lalu ,bagaimana konektivitas antara uraian di latar belakang tulisan ini dengan judul yang telah bertengger di atas ? Sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut, kiranya penulis  perlu mengantarkan pembaca kemana arah tulisan ini melaju. 

Selanjutnya, yang menjadi titik fokus tulisan ini adalah keterampilan menulis. Akan tetapi, esai merupakan bagian yang dirasa sulit oleh sebagian peserta didik dan guru sebagai pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun