Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Catatan Terakhir di Tikungan Malam

11 November 2023   21:36 Diperbarui: 11 November 2023   21:42 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Oleh: Mukhlis, S.Pd.,M.Pd.

Pelangi mengambang  di kaki matahari
Para musafir menghitung kabut dengan suara mendesah
Pasukan putih menghadang angin menuju rawa
Kipasan sayap menguras napas dalam tenggorokan


Senja manja mulai mengintai dalam kesenduan
Di tengah warna temaram aku menambal jubah
Sorotan mata bagai  saga mengawal perjalanan darah  
 
Angin senja menghembuskan sisa panas mengundang kemarau  
Seorang perempuan tua menyodorkan susu dalam cawan dosa
Aku terpesona indahnya maya dalam semasa

Baca juga: Rindu Menyiksa Jiwa


Senja mulai samar pada akhir sebatang hari
Bayangan helaian titian menguras keringat dingin
Waktu tak lagi memihak
Bulan menghela matahari  dan menutup  bayang

Sendiriku merajuk dalam kelam
Satu persatu jemari kulipat menghitung lorong yang ku susur
Imajinasi telah berselingkuh dengan jiwa
Halusinasi bersekongkol dengan harapan

Masa telah mengulur waktu semasa
Penyesalan datang mengundang duka

Lhokseumawe.  November 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun