Mohon tunggu...
Muhammad Jasrif Teguh
Muhammad Jasrif Teguh Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi manajemen stratejik, farmasi dan healthcare

Founder IDN-Pharmacare Institute, Apoteker, Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pentingnya Kesehatan Mental Karyawan di Masa Pandemi

24 Desember 2021   10:45 Diperbarui: 25 Desember 2021   18:00 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan bekerja (Photo by fauxels from Pexels)

Di masa pandemi COVID-19, banyak karyawan harus beradaptasi dengan bekerja dari rumah dengan lingkungan kerja yang sudah barang tentu sangat berbeda dalam banyak aspek dibandingkan tempat kerja di kantor dengan segala fasilitasnya.

Di saat yang sama juga karyawan mengalami keterisolasian dari teman dan rekan kerja kadang-kadang bahkan dari keluarga. 

Sejauh mana lingkungan rumah dapat diadaptasi bervariasi sesuai dengan situasi karyawan dan waktu serta sumber daya yang tersedia.

Pada gilirannya rutinitas hidup sehari-hari yang terganggu dapat menyebabkan stres tambahan, ketegangan dan tekanan fisik dan mental. Dampak dari tekanan ini kadang kala bahkan bisa lebih kuat dalam situasi ekonomi saat ini.

Banyak perusahaan terkena dampak negatif dan pada akhirnya harus melakukan pemutusan hubungan kerja. 

Kondisi seperti itulah yang menyebabkan pekerja merasakan kecemasan, ketidakpastian, dan ketidakamanan lebih lanjut yang dapat mengakibatkan perasaan depresi.

Situasi ini diperparah dengan adanya kebijakan pembatasan sosial, pengetatan mobilitas, penutupan tempat-tempat wisata, dan pembatasan kegiatan masyarakat.

Hasil studi Institute for Employment Studies (2020) melihat bagaimana bekerja dari rumah untuk waktu yang lama berdampak pada keluhan pada otot dan tulang, nyeri terutama di leher, bahu dan punggung. 

Selain itu, ditemukan juga peningkatan konsumsi makanan yang kurang sehat, kurang berolahraga, masalah tidur karena kecemasan, bekerja dengan pola kerja yang tidak teratur dan hari yang panjang dan merasa kesepian.

Sementara hasil studi lain di Cina juga menyebutkan bahwa selama pandemi COVID-19 memunculkan masalah psikologis sedang atau berat dan terkait dengan kerusakan neurologis.

Penting untuk diketahui bahwa gejala psikiatri dan perubahan neurologis dapat mengganggu fungsi kognitif dan performa kerja. 

Karyawan yang mengalami beban kerja yang berlebihan dan kecemasan psikologis, akan merugikan kinerja organisasi.

Peran perusahaan

Krisis COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menimbulkan tantangan besar bagi perusahaan untuk menemukan strategi untuk menghadapi kelangsungan bisnis. Kesejahteraan dan kesehatan karyawan harus menjadi prioritas utama untuk mengatasi situasi ini.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan organisasi, perusahaan perlu merangkul strategi baru dan menuntut lebih banyak tanggung jawab dalam pendekatan kepemimpinan mereka untuk mengatasi situasi pandemi COVID-19.

Kepemimpinan telah secara signifikan terkait dengan iklim strategis untuk mempengaruhi kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan organisasi. 

Pendekatan kepemimpinan di perusahaan memiliki efek substansial pada hubungan karyawan, kesejahteraan karyawan dan kesehatan karyawan, termasuk stres dan kepuasan.

Selanjutnya dukungan sosial sebagai bagian dari dukungan organisasi, manajer, supervisor dan rekan kerja pada gilirannya akan menumbuhkan keamanan psikologis. 

Wujudnya antara lain rasa saling percaya, komunikasi terbuka dan pemberdayaan menimbulkan rasa stabilitas dan perasaan aman. 

Sebaliknya, kurangnya dukungan, otonomi dan kecurigaan menyebabkan rendahnya keamanan psikologis dan emosi negatif.

Bekerja di era kebiasaan baru

Meskipun varian Omicron masih membayangi, kita berharap situasi pandemi ini segera berlalu menjadi endemi. 

Penting bagi perusahaan untuk melakukan langkah adaptif yang diperlukan dalam mendukung kerja dan kinerja karyawannya.

Karyawan adalah aset utama dan kekuatan pendorong dalam menentukan keberhasilan perusahaan dalam lingkungan yang menantang, dan komitmen karyawan sangatlah penting bagi setiap perusahaan.

Perusahaan perlu mendesain lingkungan kerja fisik yang sehat, nyaman dan ramah ergonomis kepada karyawan di mana mereka merasa aman dan mampu melaksanakan tugasnya secara efektif dalam lingkungan yang kondusif.

Kebahagiaan di tempat kerja dapat dilihat sebagai hasil dari kepuasan karyawan dengan kepemimpinan mereka, suasana kerja, hubungan karyawan yang baik, deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, pengembangan karir dan banyak lagi.

Oleh karena itu, di era adaptasi kebiasaan baru ini diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang tepat di perusahaan dan hubungan karyawan yang baik karena banyak karyawan yang masih dibayang-bayangi masalah kesehatan, seperti kecemasan, ketegangan, dan depresi.

Selain itu perlu juga diperhatikan hal yang menyebabkan karyawan dapat mengalami stres jika karyawan tidak diberikan informasi dan dukungan yang memadai yang mereka butuhkan untuk menjalankan peran pekerjaan secara efektif atau ketika ada perasaan diintimidasi di tempat kerja.

Tingkat keterlibatan yang buruk antara manajer dan karyawan (terutama selama proses perubahan) dapat menghambat pemahaman karyawan tentang peran dan tanggung jawab akan pekerjaan serta dapat menciptakan dan memperburuk tingkat stres.

Perilaku manajemen yang tepat akan mempengaruhi kesejahteraan karyawan dan diharapkan akan efektif dalam menurunkan turnover. 

Dengan demikian, iklim kerja yang mendukung mengembangkan kepuasan kerja di antara karyawan yang menghasilkan peningkatan kinerja organisasi dan komitmen karyawan.

Karyawan yang memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi cenderung lebih kreatif dan sangat terlibat serta mencapai kinerja yang lebih besar di tempat kerja daripada mereka yang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah.

Pada akhirnya perusahaan yang terus mengelola hubungan dan menjaga kesehatan mental karyawan dengan baik, terlepas dari tekanan eksternal, akan berada dalam posisi terbaik untuk menghadapi krisis di masa pandemi COVID-19 dan dapat memanfaatkan peluang yang akan muncul ketika lingkungan bisnis kembali normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun