"Jadi, kalian sudah dapat sahabat baru di sekolah atau jangan bilang kalian kemana-mana bertiga terus nih?" tanya mama.
"Pastinya sudah banyak teman dong Te ... meski yang paling akrab ya kita bertiga aja," tawa Wati. Mama tersenyum. "Kalian itu sudah berteman sejak TK, SD sampai sekarang, mbok ya cari teman baru gitu." Erina manggut-manggut. "Sedang proses Ma, nanti juga teman kita banyak Ma," ucapnya.
"Memangnya ada yang mau temenan sama tiga mahkluk aneh seperti kalian?" ledek Listyana. "Hush, ga boleh gitu Na," tegur mama. "Na, awas hati-hati, kalau orang tukang ngeledek itu nanti kalau jalan kelingkingnya kepentok kaki meja terus loh," celetuk Tari menakuti. "Aduh sakit!" seru Erina pura-pura memegangi kakinya untuk meledek adiknya lalu tertawa bersama Wati.
"Sebaiknya kalian pergi sekolah sekarang, nanti kesiangan, Mama juga mau mengantar Listyana ke sekolah sekarang," ujar mama. Erina, Wati dan Tari mengangguk. Mereka menyuap sendok terakhir nasi gorengnya lalu bergegas pergi sekolah setelah mencium tangan mama dan melambaikan tangan pada Listyana. "Dadah Listyana, hati-hati kelingkingmu kepentok yaa," seru Tari dari luar pintu gerbang disusul tawa Erina dan Wati. Listyana mengangkat kedua alisnya menunjukkan wajah tak percaya. "Kalian pikir aku bocah yang bisa dikibuli?" gumamnya. "Ayo cepat Na pake sepatumu, nanti telat ke sekolah!" tegur mama. Listyana bergegas dan tak sengaja kelingking kakinya membentur meja teras. "Adoooh!" jerit Listyana. Mama yang sedang mengunci pintu rumah tertawa.
Â
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI