Mohon tunggu...
Kibas
Kibas Mohon Tunggu... Editor - Pemuda desa.

Di sini aku hanya menerjemahkan kicauan burung yang ada dalam kepalaku, risih jika tak dikeluarkan. Maka, selamat membaca kicauan burung milikku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Malam

30 Juli 2020   23:40 Diperbarui: 30 Juli 2020   23:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada satu hati, aku membuka syair

Tak bisa ku bayangkan betapa manisnya

Tapi itu terjadi, sangat terasa

Sebelum semuanya sirna

Sama sekali tak tersisa

Aku memintamu saat itu

"Tinggalkan malammu, sebentar saja, aku sedang bercumbu dengan dukamu, bantu aku!"

Dengan tergesa-gesa, kau menolaknya

"Itu dukaku, jangan ikut campur! Kau hanya mengharapkan cintaku, bukan? Dasar! Lelaki tak tahu malu"

Aku pergi dengan secangkir hujan saat itu

Tak ada payung teduh atau dialog dini hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun