Mohon tunggu...
M MuharOmtatok
M MuharOmtatok Mohon Tunggu... Konsultan SDM, Psikologi Sains dan Kebudayaan

M. Muhar Omtatok, Seorang Konsultan SDM, Psikologi Sains, Kebudayaan dan Keindonesiaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gap Antara Dunia Kampus Dan Dunia Kerja

20 September 2025   21:09 Diperbarui: 20 September 2025   21:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara Skripsi dan Slip Gaji

Hari wisuda selalu penuh euforia. Toga mengudara, kamera sibuk mengabadikan senyum bangga, dan janji masa depan serba cerah menggema di ruang-ruang auditorium. Namun setelah pesta usai, banyak lulusan baru mendapati kenyataan getir: ijazah tidak otomatis bertransformasi menjadi slip gaji.

"IPK saya 3,7, tapi sudah setahun belum dapat kerja tetap. Katanya perusahaan butuh pengalaman. Dari mana pengalaman kalau baru lulus?" keluh Rini, 24 tahun, lulusan universitas negeri di Medan.

Kisah Rini adalah potret nyata jurang yang semakin lebar: dunia kampus dan dunia kerja seolah berbicara bahasa yang berbeda.

Data yang Mengguncang

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Februari 2024 tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 4,82%. Ironisnya, sebagian besar penganggur justru berasal dari lulusan SMA dan universitas.

Studi Bank Dunia (2022) menyebut fenomena ini sebagai skills mismatch, jurang antara keterampilan yang diajarkan di kampus dengan keterampilan yang dibutuhkan industri. Akibatnya, banyak sarjana terjebak dalam pekerjaan yang tidak sesuai bidangnya, atau bahkan menganggur.

"Masalah utamanya adalah relevansi. Di kampus, fokus masih kuat pada teori, metodologi, dan kerangka akademis. Mahasiswa lebih banyak 'belajar tentang' daripada 'belajar melakukan'. Di lapangan, perusahaan menginginkan lulusan yang bisa langsung berkontribusi, tidak perlu lama-lama dilatih ulang. Mereka mencari SDM yang sudah terbiasa dengan tools, praktik, dan dinamika kerja nyata", ujar Muhammad Muhar, konsultan SDM.

Kampus: Menara Gading atau Tangga Karier?

Sejak lama, kampus sering dikritik sebagai "menara gading", tinggi, indah, tapi jauh dari tanah tempat manusia berpijak. Mahasiswa dididik dengan mata kuliah metodologi, filsafat ilmu, hingga teori kritis. Semua penting, tapi ketika dihadapkan pada realitas kerja, banyak yang bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun