Mohon tunggu...
Muhammad Sulthan Apyandra
Muhammad Sulthan Apyandra Mohon Tunggu... Student at Geophysical Engineering

Saya adalah mahasiswa semester 6 yang ingin membuat breaktrough dalam dunia Geofisika untuk kebaikan Indonesia dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jejak Geofiska di Jantung Otomotif: Mengungkap Aplikasi TakTerduga Ilmu Kebumian dalam Teknologi Kendaraan

20 Juni 2025   02:08 Diperbarui: 20 Juni 2025   02:08 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknik Geosifika ITB Sedang Melakukan Survey (Sumber : Google)

A. Studi Kasus 1: Penggunaan NDT berbasis gelombang (mirip seismik/ultrasonik) untuk kontrol kualitas komponen kritis.

Pengujian ultrasonik (UT) telah menjadi standar industri dalam kontrol kualitas komponen otomotif kritis. Komponen seperti blok mesin, poros engkol, velg, dan terutama sambungan las pada sasis dan bodi kendaraan secara rutin diperiksa menggunakan UT untuk mendeteksi cacat internal yang tidak terlihat dari luar. Cacat seperti retakan mikro, porositas akibat proses pengecoran yang tidak sempurna, atau inklusi material asing dapat secara signifikan melemahkan kekuatan dan daya tahan komponen, yang berpotensi menyebabkan kegagalan katastrofik selama operasi kendaraan. UT, dengan kemampuannya untuk "melihat" ke dalam material menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi, memungkinkan deteksi dini cacat ini, memastikan bahwa hanya komponen yang memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang ketat yang dipasang pada kendaraan.   

Penerapan UT dalam produksi otomotif lebih dari sekadar alat untuk menyortir produk yang baik dan buruk. Data yang diperoleh dari inspeksi UT juga memberikan umpan balik yang sangat berharga untuk meningkatkan dan mengendalikan proses manufaktur itu sendiri. Sebagai contoh, jika inspeksi UT secara konsisten mendeteksi jenis cacat tertentu, seperti porositas, pada lokasi tertentu dalam komponen hasil pengecoran, ini dapat mengindikasikan adanya masalah dalam parameter proses pengecoran, seperti suhu tuang yang tidak optimal, desain cetakan yang kurang baik, atau masalah dengan pelepasan gas selama solidifikasi. Informasi ini kemudian dapat digunakan oleh para insinyur manufaktur untuk menyesuaikan dan mengoptimalkan parameter proses tersebut, dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan sumber cacat dan meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan. Dalam hal ini, NDT berfungsi sebagai alat kontrol kualitas proses yang proaktif, bukan hanya sebagai mekanisme inspeksi produk akhir. Pendekatan ini mirip dengan bagaimana hasil survei geofisika, seperti investigasi geoteknik menggunakan metode seismik atau resistivitas, dapat menginformasikan keputusan tentang desain pondasi yang lebih baik atau metode konstruksi yang lebih sesuai untuk kondisi tanah tertentu, sehingga menghindari masalah geoteknik di masa depan.   

B. Studi Kasus 2: Pengembangan sensor ADAS (Radar/LiDAR) yang mengadaptasi prinsip pemetaan bawah permukaan dan deteksi objek.

Sistem Bantuan Pengemudi Canggih (ADAS) dan teknologi kendaraan otonom sangat bergantung pada kemampuan untuk merasakan dan memahami lingkungan sekitar kendaraan secara akurat dan real-time. Sensor Radar dan LiDAR adalah dua teknologi kunci yang memungkinkan kemampuan ini. Radar menggunakan gelombang radio untuk mendeteksi keberadaan objek, mengukur jarak dan kecepatan relatifnya, dan dapat beroperasi dengan baik dalam berbagai kondisi cuaca. LiDAR, di sisi lain, menggunakan pulsa cahaya laser untuk membuat peta titik tiga dimensi (3D point cloud) lingkungan dengan resolusi spasial yang sangat tinggi, memungkinkan identifikasi bentuk dan ukuran objek dengan lebih detail.

Prinsip dasar di balik kedua teknologi sensor ini -- memancarkan gelombang elektromagnetik dan menganalisis sinyal yang dipantulkan atau dihamburkan kembali untuk membuat "gambar" atau peta lingkungan -- memiliki kemiripan yang kuat dengan metode geofisika seperti Ground Penetrating Radar (GPR). GPR digunakan untuk memetakan utilitas bawah tanah, lapisan perkerasan jalan, atau fitur geologis dangkal dengan cara yang sama, yaitu dengan mengirimkan pulsa EM ke dalam tanah dan menganalisis pantulannya.   

Namun, tantangan utama dalam aplikasi ADAS dan GPR/EM geofisika tidak hanya terletak pada kemampuan untuk mendeteksi "sesuatu", tetapi juga pada kemampuan untuk mengklasifikasikan objek atau fitur yang terdeteksi dengan benar dan meminimalkan tingkat positif palsu (mendeteksi sesuatu yang tidak ada atau tidak relevan) dan negatif palsu (gagal mendeteksi sesuatu yang ada dan penting). Dalam lingkungan perkotaan yang dinamis dan kompleks, sistem ADAS harus mampu membedakan dengan andal antara mobil lain, pejalan kaki, pengendara sepeda, hewan, dan berbagai objek stasioner atau bergerak lainnya. Kesalahan dalam klasifikasi dapat memiliki konsekuensi keselamatan yang serius. Demikian pula, dalam interpretasi data GPR, sinyal yang kompleks dapat berasal dari berbagai sumber di bawah permukaan, seperti pipa logam, pipa PVC, akar pohon, batas antar lapisan tanah, atau anomali geologis alami. Membedakan antara target-target ini seringkali memerlukan keahlian interpretasi yang tinggi dan kadang-kadang data pendukung dari metode lain. Untuk mengatasi tantangan klasifikasi dan keandalan deteksi ini, kedua bidang telah banyak berinvestasi dalam pengembangan algoritma pemrosesan sinyal yang canggih, teknik pengenalan pola, dan semakin meningkat, pemanfaatan kecerdasan buatan (   

Artificial Intelligence - AI) dan pembelajaran mesin (Machine Learning - ML). Perjuangan melawan ambiguitas dalam data sensor dan kebutuhan akan pengambilan keputusan yang andal berdasarkan informasi yang tidak sempurna adalah tantangan bersama yang signifikan yang mendorong inovasi di kedua domain.   

C. Studi Kasus 3: Pemantauan kesehatan struktur jalan raya menggunakan GPR untuk keselamatan dan perencanaan perawatan infrastruktur pendukung otomotif.

Kondisi infrastruktur jalan raya, termasuk perkerasan jalan dan dek jembatan, memiliki dampak langsung pada keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi operasional kendaraan. Ground Penetrating Radar (GPR) adalah metode geofisika yang telah mapan dan banyak digunakan untuk investigasi non-destruktif terhadap struktur-struktur ini. Dengan memancarkan gelombang radio frekuensi tinggi ke dalam struktur dan menganalisis pantulannya, GPR dapat memberikan informasi detail tentang kondisi internal perkerasan jalan dan jembatan. Ini termasuk kemampuan untuk mengukur ketebalan lapisan aspal atau beton, mendeteksi adanya rongga atau delaminasi di bawah permukaan, memetakan lokasi dan kedalaman tulangan baja, serta memperkirakan kadar air dalam material.   

Informasi yang diperoleh dari survei GPR sangat penting untuk perencanaan dan pelaksanaan program pemeliharaan infrastruktur jalan yang efektif dan efisien. Dengan mengetahui kondisi internal struktur secara detail tanpa harus melakukan pembongkaran yang merusak dan mahal, otoritas jalan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau rehabilitasi sebelum kerusakan menjadi parah dan membahayakan pengguna jalan. Ini secara langsung mendukung industri otomotif dengan memastikan ketersediaan jaringan jalan yang aman dan berkualitas baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun