Mohon tunggu...
Muhammad Sartibi
Muhammad Sartibi Mohon Tunggu... Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Tangerang & Guru SMAN 21 Kabupaten Tangerang

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang & Guru SMAN 21 Kabupaten Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Presiden Prabowo Rebut Rp. 3.300 Triliun dari Koruptor, Bukti Komitmen Berantas Mafia Ekonomi."

12 September 2025   10:44 Diperbarui: 12 September 2025   10:44 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Berhasil Rebut Rp 3.300 Triliun Uang Rakyat dari Koruptor

Dalam 10 bulan masa kepemimpinannya, Presiden Prabowo berhasil merebut kembali Rp 3.300 triliun uang rakyat yang sebelumnya rawan hilang akibat praktik korupsi, mafia sumber daya alam, hingga kebocoran anggaran negara. Capaian ini menjadi sorotan publik karena menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat tata kelola keuangan negara sekaligus memberantas mafia ekonomi yang merugikan bangsa.

Dari jumlah tersebut, Rp 1.400 triliun berasal dari aset negara berupa 3,2 juta hektare kawasan hutan yang berhasil direbut kembali oleh Satgas Penertiban Kawasan Hutan. Sementara hampir Rp 1.000 triliun kerugian negara akibat kasus jual beli minyak Pertamina berhasil dihentikan oleh kejaksaan. Selain itu, ratusan tambang ilegal dengan nilai Rp 300 triliun juga telah didata dan diamankan.

Langkah lainnya adalah pengalihan Rp 300 triliun anggaran APBN 2025 yang rawan dikorupsi menjadi program-program langsung ke masyarakat. Pemerintah juga mengeksekusi kasus besar pengelolaan timah PT Timah senilai Rp 300 triliun, serta menghentikan perputaran uang gelap judi online lebih dari Rp 300 triliun. Tidak ketinggalan, kasus pemerasan sertifikasi K3 oleh mantan pejabat dihentikan oleh KPK.

Pengamat menilai capaian ini bukan hanya soal angka fantastis, melainkan sinyal tegas bahwa negara hadir melawan mafia dan koruptor. Konsistensi menjadi kunci agar langkah-langkah pemberantasan kebocoran negara ini tidak berhenti pada gebrakan awal, tetapi berlanjut menjadi sistem tata kelola yang bersih, transparan, dan berpihak sepenuhnya pada rakyat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun