Bulan Ramadan adalah momen istimewa bagi umat Muslim, termasuk masyarakat Jawa yang dikenal dengan budaya kuliner kaya rasa dan sarat makna. Menjalankan ibadah puasa selama lebih dari 12 jam tentu membutuhkan persiapan makanan sahur dan berbuka yang tidak hanya lezat tetapi juga bernutrisi seimbang. Salah satu keunggulan kuliner khas Jawa adalah kepraktisan dalam penyajian serta bahan-bahannya yang mudah dijangkau dengan harga terjangkau.
Ketika sahur, makanan yang dikonsumsi sebaiknya memiliki kandungan karbohidrat kompleks, protein, serat, dan cukup cairan agar energi bertahan lama. Salah satu menu sederhana namun kaya nutrisi adalah nasi liwet dengan lauk tahu dan tempe bacem. Nasi liwet yang dimasak dengan santan ringan memberikan energi yang lebih tahan lama, sementara tahu dan tempe bacem memberikan asupan protein nabati yang mudah dicerna tubuh.
Makanan khas Jawa bukan sekadar hidangan, tetapi juga cerminan budaya yang kaya akan makna, sehat bagi tubuh, dan ramah di kantong.Â
Selain itu, ada pilihan bubur sumsum yang terbuat dari tepung beras dengan kuah gula merah. Bubur sumsum tidak hanya mudah dicerna tetapi juga memberikan energi yang cukup untuk menjalani puasa. Dengan tambahan sedikit santan, bubur ini juga mengandung lemak sehat yang membantu menjaga keseimbangan gizi.
Sayur lodeh juga bisa menjadi pilihan menu sahur yang mengenyangkan dan bergizi. Kuah santannya memberikan energi tambahan, sementara isian sayurnya, seperti terong, labu siam, dan daun melinjo, mengandung serat tinggi yang baik untuk pencernaan. Untuk menambah cita rasa, sambal terasi sebagai pendamping bisa membuat selera makan meningkat.
Beralih ke waktu berbuka, hidangan khas Jawa menawarkan banyak pilihan menu ringan sebelum beranjak ke makanan utama. Salah satu menu berbuka yang sangat populer adalah kolak pisang atau ubi. Kandungan gula alami dari pisang dan ubi memberikan energi instan yang dibutuhkan tubuh setelah seharian berpuasa. Ditambah dengan santan, kolak juga kaya akan lemak sehat yang menyeimbangkan kadar gula darah.
Takjil khas lainnya yang murah meriah adalah wedang ronde. Minuman hangat berbahan dasar jahe ini membantu menghangatkan perut dan meningkatkan daya tahan tubuh. Ronde yang berbahan dasar ketan juga mengandung karbohidrat ringan yang mudah diserap tubuh sebagai sumber energi.
Untuk hidangan utama berbuka, pecel dengan nasi atau lontong bisa menjadi pilihan sehat dan praktis. Sayuran rebus seperti bayam, kacang panjang, dan tauge kaya akan vitamin dan serat, sementara bumbu kacangnya memberikan rasa gurih dan lemak sehat. Pecel juga sangat fleksibel dalam pemilihan lauk, bisa ditambah dengan telur rebus atau tempe goreng.
Gudeg juga menjadi salah satu menu berbuka khas Jawa yang nikmat dan mengenyangkan. Terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan gula aren, gudeg memberikan kombinasi rasa manis dan gurih yang khas. Ditambah dengan tahu atau ayam opor, menu ini menjadi sumber energi yang cukup setelah seharian berpuasa. Bagi yang ingin makanan berbuka yang lebih ringan, tiwul bisa menjadi alternatif menarik. Makanan berbahan dasar singkong ini kaya akan serat dan karbohidrat kompleks, memberikan rasa kenyang yang tahan lama tanpa meningkatkan kadar gula darah secara drastis. Biasanya, tiwul disajikan dengan kelapa parut dan gula merah, menambah cita rasa khas pedesaan.
Minuman khas Jawa seperti es cendol atau dawet ayu juga bisa menjadi pelengkap berbuka yang menyegarkan. Terbuat dari tepung beras dengan kuah santan dan gula aren, minuman ini mengandung energi yang cukup tanpa tambahan gula berlebih, cocok bagi mereka yang ingin berbuka dengan sesuatu yang manis alami.
Keistimewaan sahur dan berbuka bukan hanya pada rasa, tetapi juga pada kebersamaan dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.