Melalui Arus Balik, Pramoedya tidak hanya menghadirkan fiksi sejarah, tetapi juga kritik terhadap bagaimana bangsa ini terus mengalami siklus ketergantungan dan dominasi asing. Jika pada abad XVI arus balik terjadi karena intervensi kolonialisme Eropa, kini kita menyaksikan perebutan sumber daya dan pengaruh dalam bentuk investasi serta kepentingan ekonomi global. Nusantara, dengan segala potensinya, kembali menjadi rebutan di antara kekuatan-kekuatan besar dunia.Â
Pertanyaannya, Â akankah kita terus terjebak dalam arus balik sejarah, ataukah kita mampu menciptakan gelombang baru yang membawa bangsa ini ke arah kemandirian dan kejayaan yang sejati? Sejarah adalah arus yang terus bergerak, tetapi kitalah yang menentukan apakah akan hanyut terbawa atau berani menciptakan gelombang perubahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI