Mohon tunggu...
Rail fauzan
Rail fauzan Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai jalanan

Belajar dari semua dimensi

Selanjutnya

Tutup

Roman

Filsafat Rindu

5 Juni 2023   21:38 Diperbarui: 5 Juni 2023   22:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Tulisan ini adalah bahasa kerinduan yang meresap dalam diri kita satu sama lain. Sebelum menjelma genangan ingatan yang berjatuhan di teriknya perih yang membentuk bayang-bayang jingga yang merekah di wajah senja. Yang lambat laun sirna dari sinar-nya. Sebagaimana warnaku yang tak lagi indah untuk bumimu, sebagaimana tawaku yang tak lagi sejuk untuk udaramu, setelah kau temukan pelangi yang sementara.

Catatan kecil ini adalah sebuah novel sederhana yang merangkum dengan singkat tentang pengalaman-pengalaman pribadi penulis. Sebagai sebuah Refleksi dari pertengkaran logika dan Rasa yang terselubung di di hati, tatkala rindu itu kembali meruap di udara malam selepas pergimu yang serupa embun."Filsafat" sendiri merupakan sebuah metode untuk bernalar jernih dalam memecahkan berbagai problem dan mitologi kehidupan manusia dan segala bentuk dinamika nya, termasuk tentang hadirnya beberapa rasa yang mencuri netra dan tak dapat di indra.

  Maka saya memilih judul "Filsafat Rindu" untuk mewakili isi dari buku ini. Sebagai epistimologi untuk mendefinisikan ontologi dan aksiologi tentang "Kau" dan "Aku" pada sebuah titik-titik tertentu. Buku ini tak hanya menceritakan tentang rayuan manja dan puisi-puisi picisan belaka, tetapi juga membedah beberapa varibel tentang "Rindu" secara empiris sebagai tiket untuk mencapai pembebasan di atas perbudakan sebuah rasa dan mitos yang selalu di dewa-dewakan oleh kita yang terpaku dalam dunia Asmara. Hingga kita lupa untuk mengangkat kaki dari belenggu keterasingan itu sendiri.

Jika sebuah kisah dibiarkan berlalu begitu saja tanpa sebuah pemaknaan lalu apa arti mencintai takdir?. Selayaknya bunga yang melupa pada tanah atas semua keindahannya. Maka kupilih abadi bersamamu atas nama "Kau" dan "Aku" dalam tulisan ini sebagai pecahan "Filsafat Rindu"

Sangatta kutai timur

Rail fauzan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun