Berwirausaha adalah mimpi banyak orang, menikmati hasil dari bisnis yang sudah autopilot merupakan mimpi banyak orang, apalagi jika usaha itu bisa dijalankan dari rumah, hal tersebut  adalah mimpi banyak orang termasuk penulis. Mungkin kalimat - "kalo mau kaya ya usaha, kalo lu jadi karyawan terus ya lu cuman bikin kaya bos lu atau yang punya usaha" -- tidak asing ditelinga kita. Banyak yang membanding bandingkan menjadi wirausahawan dengan karyawan dalam hal besaran pendapatan dan siklus kerja antara keduanya.
Seorang karyawan pada umumnya akan berfikir bahwa menjadi wirausahawan itu berat, harus memanage usahanya full 24 jam tanpa non stop. Perlu berlajar banyak hal mulai dari; mendapatkan modal sampai mengelola pendapatan agar dapat digunakan untuk kehidupannya. Atau bahkan sesimple "Gue gak ada bakat Jualan" yang membuatnya enggan untuk mencoba memulai usaha untuk berwirausaha/ bisnisnya.
Hal inilah yang menyebabkan Indonesia mengalami stagnasi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Karena dalam sebuah negara peran wirausahawan dapat memantu pertumbuhan pendapatan negara. Simulasi simplenya ketika jumlah pengusaha disuatu negara bertambah secara signifikan, maka pendapatan negara yang dipungut lewat pajak akan bertambah juga secara signifikan sesuai dengan pertambahan jumalh pengusaha di negara tersebut. Sebagai contoh kita dapat mengambil contoh dari negara kecil di Barat laut negara Indonesia, yaps benar, Singapura adalah negara kecil di Barat Daya Indonesia yang 10% lebih penduduknya berwirausaha, mengatur Perusahaan global dengan memanfaatkan pengetahuan dibidang management bisnis. Sebagaimana kita ketahui, negara Singapura memiliki keterbatasan Sumber Daya baik Alam maupun Manusia yang terbatas. Namun karena 10% lebih penduduknya berwirausaha atau mempunyai bisnis negara mendapatkan pendapatan yang signifikan.
Jumlah tersebut berbeda dengan negara Indonesia, berdasarkan hasil survey yang dilakukan; jumlah entrepreneur di Indonesia tidak sampai di angka 4% dari total penduduknya. Bayangkan dari 280 Juta penduduk di Indonesia hanya (kurang lebih) 11 Juta penduduknya yang berwirausaha atau mempunyai bisnis. Hal ini juga yang menjadikan ketimpangan ekonomi yang jelas ditengah masyarakan Indonesia dengan statement yang sering kita dengar bahwa;
Kekayaan 100 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan seluruh Masyarakat Indonesia jika digabungkan.
Kejelasan dalam ketimpangan social ini bisa dijadikan tamparan bagi diri untuk memulai bisnis kita sendiri agar kita pun dapat menikmati hasil perputaran ekonomi di Indonesia. Dan yang jelas akan memulai peran kita sebagai Masyarakat Indonesia dalam mendukung Visi Indonesia merayakan 100 tahun usianya menjadi Indonesia Emas 2045.
Selanjutnya pertanyaan yang akan muncul adalah; Mau dari mana kita memulai bisnis?
Berdasarkan pengalaman, penulis ingin membagikan 5 langkah jitu yang dapat digunakan untuk memulai bisnis dari rumah. Langkah inipun bisa digunakan untuk semua kalangan termasuk karywan yang ingin keluar dari zona nyamannya memulai bisnis tanpa harus mengorbankan stabilitas keuangannya diawal sehingga dapat keluar dari jeratan "budak corporate" -- hehehee...
- Ubah Mindset atau presepsi -- hal pertama yang harus diubah adalah Mind set  kita ketika berbisnis. Karena berbisnis bukan hal instan yang hasilnya akan langsung kita dapatkan atau hal yang sulit sehingga mengorbankan banyak hal dalam kehidupan ini tanpa mendapatkan apapun. Dua stigma ini sangat tidak tepat, karena berbisnis bisa sangat menyenangkan untuk dijalankan sepanjang usia kita.
Ubahlah mins set itu agar bisnis yang kita jalani adalah salah satu dari sekian banyak usaha yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan penghasilan dalam mencukupi kebutuhan hidup kita. Karena berbisnis juga merupakan 9 dari 10 pintu rezeki yang Allah SWT bukakan dan dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. - Kenali potensi diri -- hal kedua yang harus dilakukan adalah dengan mengenali diri sendiri, apa yang menjadi nilai tambah dari diri kita. Karena untuk memulai berbisnis kita harus tau bisnis apa yang cocok dengan diri kita baik secara knowledge maupun skill (Baik hardskill maupun soft skill). Hal ini akan sangat banyak membantu ketika ada problem pada produk yang ditawarkan pada konsumen, dan juga menjaga konsistensi dalam menjalankan bisnis.
Contohnya; jika kamu punya pengetahuan di bidang otomotif terutama pada kendaraan roda dua. Kamu bisa menetapkan tujuan untuk membuka usaha dibidang otomotif kendaraan roda dua seperti; menjual spare part, membuka bengkel, atau membuka dealer. Dan hal termudah adalah menjual spare part yang bagus sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang kamu punya di dunia otomotif - Belajar Ilmu Management -- belajar ilmu management merupakan sebuah pendukung untuk dapat memanage bisnis yang akan kita jalani. Sebagai seorang karyawan yang ingin memulai bisnis, tentunya sudah memiliki pengetahuan tentang management tinggal diasah agar ilmunya dapat diterapkan dalam berbisnis. Terutama management waktu yang merupakan hal penting jika ingin memulai usaha dengan tetap menjadi seorang karywan diawal.
Ketika bisnisnya berkembang, ilmu management ini akan membantu dalam memanage semua aspek, termasuk jika ingin menggunakan sumber daya manusia untuk mengelola bisnis kita, jadi bisnis yang kita jalani bisa menjadi bisnis yang autopilot sehingga kita hanya menikmati hasilnya. Tentu hal ini harus dimulai dengan memulai bisnis, bukan sekedar angan belaka. - Belajar tentang keuangan -- tidak dapat dihilangkan dari berbisnis adalah ilmu keuangan, aspek penting ini yang akan menjadikan bisnis stabil. Mengelola keuangan harus didasarkan dengan presepsi keuangan yang baik dan benar, dengan memperbaikinya maka kita akan dapat mengembangkan keuangan, menyimpan nilai dari harta kita agar tidak merugi karena hal hal yang sifatnya minor seperti pengurangan nilai karena inflasi yang terjadi, atau suku bunga naik dan sebagainya.
Termasuk bagaimana caranya kita mendapatkan modal awal dan pengembangan modal untuk usaha atau bisnis yang kita jalani. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan modal yang didapatkan dari Pegadaian. lewat program pemberdayaan UMKM kita bisa mendapatkan modal untuk memulai bisnis kita. Kita juga akan mendapatkan pembinaan dari program TJLS Pegadaian agar usaha yang kita jalani memiliki cash flow yang stabil. - Belajar untuk Tawakal dan berdoa dalam menjalankan usaha -- ini tidak kalah penting, dan termasuk inti dari semua usaha dilakukan sebagai wirausahawan atau pembisnis. Melibatkan tuhan yang mengatur scenario kita sebagai makhluknya merupakan sebuah keharusan kita sebagai hamba. Jika kita menyerahkan diri kepada tuhan, maka kita akan selalu optimis dan semangat ketika kita mengalami kebuntuan dalam memulai bisnis kita.
Kelima Langkah tersebut harus dijalankan dan dikembangkan, tentunya diera digitalisasi ini, kita dapat memanfaatkan teknologi yang mempermudah dalam memulai bisnis dengan berbagai instrument pendukungnya. Hal ini dapat kita manfaatkan untuk memudahkan kita memulai bisnis dari mana saja termasuk jika ingin memulai nya dari rumah. Namun, jauh dari semua hal yang telah penulis jelaskan hal paling penting adalah berusaha untuk memulainya, memulai bisnis yang kita impikan adalah satu Langkah besar menuju perubahan.
Jadi, kapan kamu mau memulai bisnismu?
Barakallahu fiikum