Aku melihat isak tangismu kala itu
Rumah itu bukan lagi tempatmu untuk pulang
Kau mampu berucap. Aku tahu itu
Namun entah mengapa ada dinding penghalang di dalam hati
Yang membuatmu tetap bisu, dan tenggelam dalam air matamu sendiri
"Jangan rusak dinding itu!" Ucap matamu ke telingaku
"Tapi aku tak mau melihatmu terlarut sedih." Ucap hatiku ke sanubarimu
Aku tak tahu cara lain untuk membuatmu kembali bersemi
Apalah dayaku yang tak berani memaksa kehendak
Kan kutemani dirimu selagi belum mau usai menangis
Dan saat kau usai menangis, atas izinmu,
Kan kulukis senyummu bersemi kembali
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!