Tak hanya itu, perubahan preferensi konsumen yang semakin dinamis turut mempercepat pergeseran dari produk-produk massal ke produk-produk personal dan berbasis nilai.Â
Masyarakat kini lebih menyukai produk yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki unsur estetika, cerita, dan identitas.Â
Hal ini membuat industri konvensional yang terlalu bergantung pada skala produksi besar dan proses yang kaku, kesulitan untuk beradaptasi cepat.
Apa Itu Ekonomi Kreatif?
Ekonomi kreatif merujuk pada kegiatan ekonomi yang berlandaskan pada ide, kreativitas, dan kemampuan intelektual manusia sebagai aset utama dalam menghasilkan nilai tambah.Â
Berbeda dengan sektor industri konvensional yang mengandalkan sumber daya alam atau proses produksi massal, ekonomi kreatif berfokus pada eksplorasi gagasan, inovasi, dan ekspresi budaya.Â
Produk dari sektor ini tidak hanya berwujud barang, tetapi juga jasa yang mengandung unsur orisinalitas, seni, dan nilai simbolik.
Contohnya meliputi beragam bidang seperti desain grafis, kuliner khas daerah, musik, film, fotografi, seni pertunjukan, animasi, fesyen, hingga pengembangan aplikasi dan game digital.Â
Nilai dari produk-produk ini tidak semata-mata terletak pada bentuk fisiknya, tetapi juga pada cerita di baliknya, tampilan visual, dan pengalaman yang ditawarkan kepada konsumen.
Dengan kemajuan teknologi dan media digital, pelaku ekonomi kreatif kini lebih mudah memasarkan karyanya secara luas tanpa harus memiliki toko fisik atau modal besar.Â
Potensi Besar di Indonesia