Jika anak masih belajar, biarkan mereka mencoba puasa setengah hari atau berpuasa dengan pola bertahap, seperti berpuasa hingga siang lalu bertambah durasinya seiring waktu.
Dukungan emosional juga sangat penting agar anak merasa nyaman dan termotivasi. Beri mereka apresiasi atas usaha mereka, meskipun belum bisa berpuasa penuh. Misalnya, dengan memberikan pujian atau hadiah kecil yang tidak berlebihan.Â
Yang terpenting, pastikan mereka memahami bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran, kebaikan, dan kedisiplinan.Â
Kesimpulan
Menjaga keseimbangan energi anak selama puasa bukan hanya tentang memberi mereka makanan yang bergizi saat sahur dan berbuka, tetapi juga memastikan mereka mendapatkan tidur yang cukup, mengatur waktu bermain, serta memberikan aktivitas yang menarik agar mereka tetap semangat.Â
Dengan pendekatan yang tepat, anak dapat menjalani puasa tanpa merasa terbebani, tetap aktif, dan menikmati setiap momen Ramadan dengan penuh keceriaan. Orang tua berperan penting dalam menciptakan pengalaman berpuasa yang positif bagi anak.Â
Memberikan dukungan, memahami batas kemampuan mereka, serta membimbing mereka dengan penuh kesabaran akan membantu anak menjalani puasa dengan nyaman.Â
Dengan begitu, bukan hanya tubuh yang terlatih, tetapi juga karakter dan nilai-nilai spiritual mereka akan semakin berkembang. Ramadan pun menjadi waktu yang berharga untuk membangun kebiasaan baik yang akan melekat hingga mereka dewasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI