Mohon tunggu...
Muhammad abdul Rolobessy
Muhammad abdul Rolobessy Mohon Tunggu... Jurnalis - Editor

Bahasa mati rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengembara, di Telaga Surga

27 September 2023   23:37 Diperbarui: 27 September 2023   23:42 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


____________________________________

Setiap malam kami berlari menelusuri mimpi dan kopi, Membuat bait-bait puisi saat suasana yang sepi dan juga perih.

Doa-doa menjadi duka saat mereka pergi, api telah menyala di atas bara- bara sentuhan kulit lidah. Luka paling lupa,
Dan Kita hanya  sepasang cinta kedua angsa.

Dunia haruskah sekejam ini pada kita dan cinta? Atau belukar kata yang tersesat di hutan belantara. mungkin inilah awalan dari adam dan hawa tersesat meninggalkan sepotong kurma dari surga

Di surga semua orang memimpikan kebahagiaan, menelan luda dari duri-duri neraka, menyaksikan kami di bakar. Membelai kepala dengan harumnya bunga mawar. Tentu kita akan selamat bukan?

Hidup kita tak harus memimpikan dunia, surga dan neraka. Mimpikan saja kapan kau jatuh cinta, sebab semua manusia telah menjadi rahang-rahang yang gugur membusuk.
menjadi lahan-lahan tandus.

Di telaga itu kami merakit bukit, melukis seekor kijang, menari bersama bidadari.dan pada akhirnya kita selalu tidur memimpikan dosa-dosa yang tergeletak di depan teras daun kamboja.    

Sumber penulis: M. abdul rolobessy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun