Mohon tunggu...
Muhammad RudiUtomo
Muhammad RudiUtomo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Bahasa Jawa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Model Inquiry Learning dengan Kartu Berhuruf Jawa dan Software Hanacaraka

9 Desember 2022   17:03 Diperbarui: 9 Desember 2022   17:05 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Jawa materi aksara Jawa merupakan materi yang wajib diberikan kepada peserta didik jenjang SMP/MTS. Kurikulum 2013 pada pembelajaran abad 21 menekankan bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas diharapkan menggunakan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan pada tingkat penalaran tinggi.

  • Bahasa Jawa merupakan salah satu Bahasa daerah yang banyak digunakan oleh masyarakatIndandesiakhususnyamasyarakat yang bertempat tinggal di pulau Jawa. Bahasa Jawa digunakan sebagai Bahasa local untuk berkomunikasi oleh masyarakat. Selain digunakan untuk sarana berkomunikasi verbal, bahasa Jawa juga digunakan untuk bahasa tulis. Bahasa tulis dapat menggunakan huruf alfabet maupun dengan huruf Jawa atau yang dikenal dengan aksara Jawa. Aksara Jawa merupakan kearifan lokal sehingga perlu dilestarikan.
  • Mata Pelajaran Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran yang diharapkan mampu melestarikan budaya daerah, juga pada dapat dijadikan sebagai wahana penanaman etika, moral, sopan santun dan budi pekerti siswa yang mengalami penurunan. Pembelajaran Bahasa Jawa diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengenal dirinya, lingkungannya, menerapkan tata krama, dan menghargai potensi dan budaya bangsanya. Pembelajaran bahasa Jawa meliputi dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Setiap aspek meliputi empat keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam keterampilan membaca dan menulis, siswa tidak hanya diajarkan cara menulis huruf alphabet, namun siswa juga harus terampil membaca dan menulis aksara Jawa.
  • Dalam pembelajaran aksara Jawa, keterampilan membaca didalamnya diajarkan cara membaca serta memahami kata ataupun kalimat dalam aksara Jawa, sedangkan pada keterampilan menulis aksara Jawa diajarkan bagaimana cara menulis aksara yang baik dan benar. Aksara Jawa merupakan aksara daerah yang harus terus dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya dari kepunahan karena merupakan salah satu aset dan kekayaan budaya bangsa. Masyarakat Jawa modern pada masa sekarang ini banyak yang sudah tidak mengenal aksara Jawa, maka salah satu upaya atau langkah-langkah pelestariannya dilakukan melalui pendidikan formal. Mata pelajaran bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal wajib di tingkat pendidikan dasar hingga menengah atas, memasukkan materi aksara Jawa dalam kurikulumnya. Khususnya di tingkat pendidikan dasar, pemberian materi aksara Jawa ini bertujuan untuk memberikan landasan yang kuat dalam penguasaan aksara Jawa sebagai bekal pengetahuan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Penulis mengalamai beberapa kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jawa materi aksara Jawa. Peserta didik kurang antusias dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik kurang melakukan latihan menulis aksara Jawa. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru tidak menyiapkan perangkat pembelajaran meliput RPP, Bahan Ajar, Media, LKPD, Instrumen Evaluasi, Kisi-kisi dan rubrik penilaian, model dan metode pembelajaran yang inovatif.

Peran dan tanggung jawab saya sebagai guru dalam praktik pembelajaran ini adalah membuat desain pembelajaran yang kreatif dan menarik dengan menggunakan media, pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan pembelajaran Abad 21, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan secara efektif dan bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi aksara legena. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan tersebut adalah model pembelajaran Inquiry learning yang menuntun peserta didik untuk aktif dalam kemampuan berfikir secara kritis dan logis. Penulis juga menggunakan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0 untuk menarik perhatian peserta didik, sehingga motivasi belajar bertambah.

Setelah melaksanakan pembelajaran Aksara Legena menggunakan model pembelajaran Inquiry learning dengan media media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0 penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar peserta didik meningkat. Hal tersebut terbukti setelah peserta didik dalam merubah aksara Latin ke aksara Jawa mengalami peningkatan yang signifikan dalam menyesuaikan kaidah aksara Jawa. Keaktifan dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran juga meningkat lebih baik. Praktik pembelajaran yang berhasil dengan baik ini penulis simpulkan sebagai best practice pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inquiry Learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0. 

Jenis Kegiatan

Keterampilan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menarik dan nyaman untuk peserta didik merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat menumbuhkan rasa percaya diri, berpikir kritis, dan kreatif, yang diharapkan menghasilkan lulusan-lulusan terbaik.

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan pembelajaran mata pelajaran bahasa Jawa pada materi aksara Legena di kelas VIIA SMP Negeri 3 Jombang. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inquiry Learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0.

Manfaat Kegiatan

Laporan best practice ini diharapkan bisa menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dan juga berdiskusi untuk menjadikan siswa lebih aktif dan menumbuhkan rasa percaya diri. Berikut manfaat yang diharapkan bagi siswa, guru dan sekolah.

Bagi siswa

Siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajran.

Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan semangat pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Meningkatkan hasil belajar.

Meningkatkan motivasi belajar siswa.

Bagi guru

Memperluas wawasan.

Meningkatkan profesional kerja.

Meningkatkan peran guru sebagai fasilitator.

Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.

Memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Jawa khususnya pada materi Aksara Legena (pasangan lan sandhangan).

Bagi sekolah 

Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang lain.

Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.

Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Menulis lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Hal ini disebabkan karena menulis menghendaki penguasaan berbagai unsure kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi tulisan. (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 248)

h penulisan aksara Jawa dapat dilakukan dengan cara guru membuat video pembelajaran yang berisi materi aksara Jawa Legena, Pasangan lan Sandhangan. Setelah itu video tersebut diunggah di channel youtube, kemudian link video tersebut diberikan kepada peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dapat melihat dan mempelajari materi yang ada dalam video tersebut secara berulang-ulang, sehingga peserta didik menjadi paham akan kaidah penulisan Legena, Pasangan lan Sandhangan.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

  • SIMPULAN
  • Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan maka simpulan yang bisa didapatkan adalah Pembelajaran  dengan Model Inquiry learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0 maka dapat disimpulkan:
  • Inquiry learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0 dapat meningkatkan ketrampilan guru. Hal itu ditunjukkan dengan hasil yang meningkat dalam pembelajaran.
  • Inquiry learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0 dapat meningkatkan aktivita ssiswa.
  • Inquiry learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0  dapat meningkatkan ketrampilan menulis aksara Jawa. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai tugas yang diberikan oleh guru.
  • Jadi dapat disimpulkan bahwa indicator keberhasilan penelitian yang menetapkan ketuntasan menulis aksara jawa sebesar 75% siswa mengalami ketuntasan.
  • SARAN
  • Berdasarkan hasil penelitian  menulis aksara Jawa menggunakan model pembelajaran Inquiry learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
  • Bagi Guru
  • Guru sebaiknya menyiapkan media berupa gambar yang menarik sebelum pembelajaran. Melakukan tanya jawab untuk merangsang ide siswa, guru hendaknya selalu memberikan motivasi serta penguatan kepada siswa.
  • Bagi Siswa

Siswa hendaknya mencoba menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru dalam proses pembelajaran, berani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, memiliki kesadaran untuk belajar tanpa disuruh.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Samsul, dkk. 2014. Kirtya Basa kanggo SMP/MTS Kelas VII. Surabaya: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia.   

       Jakarta.

Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar (Istarani, 2011: 1)

            Model inkuiri merupakan proses pembelajaran yang dibangun atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. Para siswa didorong untuk berkolaborasi memecahkan masalah, dan bukannya sekedar menerima instruksi langsung dari gurunya. Tugas guru dalam lingkungan belajar berbasis pertanyaan ini bukanlah untuk menyediakan pengetahuan, namun membantu siswa menjalani proses menemukan sendiri pengetahuan yang mereka cari. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan bukan sumber jawaban.

Model inkuiri berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, dan menempatkan siswa dalam suatu peran yang menuntut inisiatif besar dalam menemukan hal-hal penting untuk dirinya sendiri.

                Sagala (2009, h. 69) menyatakan bahwa prinsip pembelajaran yang digunakan mengalami perubahan pendekatan cara lama menjadi cara baru, karena pendekatan tersebut mengedepankan kajian psikologi. Pendekatan ini mengacu pada kondisi dan situasi peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran, pendekatan inkuiri mengedepankan kajian psikologi dan beracuan pada kondisi dan situasi peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman, pendekatan pembelajaran kini telah banyak mengalami perubahan.

            Dalam hal ini Sagala (200 9, h. 69) mengidentifikasi beberapa prinsip dalam pendekatan dari cara lama ke cara yang baru sebagai berikut:

a. Penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar yang lugas dan terencana.

b. Mengacu pada aspek-aspek perkembangan sesuai tingkat peserta didik.

c. Dalam proses pembelajaran menghormati individu peserta didik.

d. Memperhatikan kondisi objektif individu bertitik tolak pada perkembangan pribadi peserta didik. e. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran.

f. Memaparkan konsep masalah dengan penuh disiplin.

g. Menggunakan pengukuran dan evaluasi belajar yang standar untuk mengukur kemampuan belajar. h. Penggunaan alat-alat audio visual dengan memanfaatkan fasilitas maupun perlengkapan yang tersedia secara optimal.

            Secara umum, langkah-langkah model inkuiri based learning dalam [http://ronisaputra01.blogspot.co.id/2014/11/model-embelajaran-inkuiribased-learning.html dikutip pada tanggal 22 Mei 2016] sebagai berikut:

Orientasi

Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.

Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.

Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

            Semua model pembelajaran tentu tidak luput dengan kekurangan namun dengan adanya kelebihan yang dimiliki lebih banyak keberhasilan yang didapat dalam sebuah pembelajaran . Adapun kelebihan model dengan pendekatan Inquiry Learning menurut Sagala (2009, h.69) sebagai berikut:

Kelebihan Model Inquiry Learning :

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

 3) Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur, dan terbuka.

4) Mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri.

9) Peserta didik dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada peserta didik secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. 

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

  1. Tujuan dan Saran

Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis aksara Legena yang mengintegrasikan pasangan lan sandhangan.

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VII A  SMP Negeri 3 Jombang sebanyak 30 siswa.

Bahan/Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah materi kelas VII dengan pokok bahasan aksara Legena, pasangan lan sandhangan.

Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan pembelajran model pembelajaran Model Inquiry Learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilaksanakan penulis.

Pemetaan Kompetensi Dasar (KD)

Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Aksara Legena, Pasangan lan Sandhangan. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas VII, penulis memilih model pembelajaran model Inquiry Learning.

Analisis Target Kompetensi

Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi pada materi aksara rekan dalam 1 pertemuan:

KOMPONEN

DESKRIPSI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran diharapkan setelah pembelajaran ini:

Peserta didik menulis gagasan dan pikiran dalam bentuk teks Aksara Jawa dengan memperhatikan kaidah penulisan Aksara Jawa, Sandhangan lan Pasangan.

 

Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran Inquiry Learning

Pembuatan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang disiapkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran adalah kartu berhuruf Jawa, power point, dan game Software Hanacaraka V 1.0.

Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Sesuai Model Pembelajaran

Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Inquiry learning. Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajran yang dikembangkan berdasarkan model pembelajaran Inquiry Learning.

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

  1. Salam pembuka (Religius-PPK)
  2. Berdoa sebelum memulai pembelajaran (Religius-PPK)
  3. Menyampaikan desain pembelajaran serta kesepakatan dalam pembelajaran.KKM 75 (Syncronus) (menjelaskan tujuan)
  • Peserta didik diberikan pertanyaan seputar aksaraJawa (aksara legena) yang akan dipelajari. (menyiapkan peserta didik)
  1. Peserta didik diberikan motivasi oleh guru untuk tetap semangat belajar menulis AksaraJawa.

Kegiatan Inti

Peserta didik mengamati bentuk dan cara penulisan aksara Jawa, Pasangan dan sandhangan melalui media power point. (Saintifik mengumpulkan informasi)

  • Peserta didik diberi kesempatan mengajukan pertanyaan terkait kaidah penulisan Aksara Jawa, Pasangan dan Sandhangan yang telah disediakan guru di power point. .(PPK) (Saintifik-menanya) (4C berpikir kritis)

Peserta didik dibagi kedalam 5 kelompok, kemudian masing-masing kelompok diberikan teks kalimat, paragraf, dan wacana aksara latin yang berbeda dengan menggunakan game software Hanacaraka V 1.0. (PPK) (4C kolaborasi) (saintifik-mengasosiasikan)

Peserta didik yang sudah dibagi kelompok diberi kesempatan secara bergantian untuk menjawab pertanyaan kata yang muncul dari game software Hanacaraka V 1.0. (4C Kolaboration)

Peserta didik  yang berkelompok yang telah menjawab akan keluar nilai sesuai dengan kecepatan waktu mejawab dan ketepatan menjawab soal dari game Software Hanacaraka V 1.0.    

Peserta didik diberikan LKPD pada setiap kelompok.

Peserta didik dalam setiap kelompok menyalin kalimat, paragraf, dan wacana aksara latin menjadi aksara Jawa. (saintifik mengkomunikasikan)

Peserta didik menganalisis teks kalimat, paragraf dan wacana.

Peserta didik dalam setiap kelompok mengemukakan kesimpulannya terkait kaidah penulisan Aksara Jawa, Sandhangan, pasangan. .(saintifik mengkomunikasikan)(mengecek pemahaman dan umpan balik) (PPK) (4C komunikasi)

Kegiatan Penutup

  1. Peserta didik menyampaikan simpulan materi secara singkat sebagai bentuk penguatan materi. (PPK)
  2. Peserta didik diberi pertanyaan dari guru tentang  kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran sebagai bentuk refleksi.
  3. Pendidik menjelaskan kegiatan pada pertemuan berikutnya.
  • Memberikan salam penutup (PPK)

Menyusun Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil kerja 1 sampai dengan 5 di atas, kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrument penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan literaasi, penguatan pendidikan karakter, dan kecakapan abad 21.

Alat dan Instrumen

Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah LCD, Laptop, HP, LKPD. Instrument yang digunakan dalam best practice ini ada 3 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi, (b) instrumen untuk melihat hasil belara aspek pengetahuan melalui tes tulis, dan (c) instrument untuk melihat hasil belajar aspek keterampilan melalui tes tulis.

Waktu dan Tempat Kegiatan

Best practice ini dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober 2022 bertempat di SMP Negeri 3 Jombang secara luring/tatap muka.

HASIL KEGIATAN

  1. Hasil

Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini sebagai berikut:

 Proses pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran Inquiry Learning berlangsung aktif. Peserta didik lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Inquiry Learning mengharuskan siswa aktif berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang ada secara kelompok .

 Pembelajaran materi Aksara Jawa Legena menggunakan media kartu berhuruf Jawa, power point, dan game Software Hanacaraka V 1.0  menjadikan pembelajaran bahasa Jawa materi aksara Legena, pasangan lan Sandhangan lebih menarik perhatian siswa, sehingga menambah motivasi belajar peserta didik.

 Penerapan model pembelajaran Inquiry learning dengan media Kartu Berhuruf Jawa, power point dan Game Software Hanacaraka V 1.0 ini meningkatkan kemampuan peserta didik dalam merubah aksara Latin ke aksara Jawa mengalami peningkatan yang signifikan dalam menyesuaikan kaidah aksara Jawa.

Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah peserta didik sudah merasa kesulitan jika mendengar tentang aksara Jawa. Hal tersebut dikarenakan peserta didik belum hafal bentuk huruf Jawa, belum terbiasa menulis aksara Jawa, dan menganggap aksara Jawa itu kuno atau ketinggalan zaman.

Cara Mengahadapi Masalah

Agar siswa yakin bahwa belajar aksara Jawa Legena, Pasangan lan Sandhangan  itu tidak sulit, guru perlu memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar aksara Jawa Legena, Pasangan lan Sandhangan. Guru memotivasi peserta didik bahwa aksara Jawa itu dapat diterapkan dalam kehidupan sekarang ini, contohnya dalam membuat desain kaos dengan menggunakan tulisan berhuruf Jawa. Desain kaos bertulisan aksara Jawa dapat menarik minat untuk mewujudkan dalam kreatifitas yang berdasar pada kemampuan dalam memahami kaidah penulisan aksara Jawa.

 Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami kaida

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun