Di samping itu kemungkinan juga ada faktor keturunan yang di mana disebabkan oleh kesalahan pada pembelajaran menulis dengan tangan (hand writing), yaitu yang terkait dengan cara anak dalam memegang pensil atau alat tulis. Dan mungkin juga karena gangguan neorologis, yaitu berupa kurangnya kecakapan koordinasi mata dan tangan untuk menulis huruf balok, menulis dengan indah, menulis huruf tegak bersambung, dan membuat gambar.
3. Gejala DisgrafiaÂ
Anak yang mengalami disgrafia biasanya memiliki gejala diantaranya, memiliki tulisan tangan yang buruk atau tidak bisa dibaca, sering salah dalam menulis ejaan huruf, sering menggunakan huruf kapital yang salah, dan menggunakan kata-kata yang tidak tepat. Anak yang memiliki gangguan disgrafia sangat lambat dalam menulis atau menyalin dan biasanya ukuran dan jarak tulisan tidak beraturan. Mereka juga sering berbicara dengan diri sendiri saat menulis dan biasanya saat memegang pensil itu terlalu kencang.
Referensi:
• Abdurrahman. Jurnal Pembelajaran Menulis Untuk Anak Disgrafia di Sekolah Dasar, 110-111, 1998
• Chung, P. J., Patel, D. R., & Nizami, I. (2020). Disorder of Written Expression and Sysgraphia: Definition, Diagnosis, and Management. Translational Pediatrics. 9(Suppl 1), S46--S54.
Peranan Seorang Guru dalam Mengatasi Gangguan Kesulitan Belajar pada Siswa
Dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah, baik guru maupun siswa pasti menginginkan agar apa yang ia inginkan bisa tercapai hasil yang sebaik-baiknya. Tetapi dalam kenyataannya, harapan tersebut tidak selalu terwujud, masih banyak siswa yang tidak memperoleh hasil yang membanggakan. Kesulitan belajar merupakan kondisi di mana peserta didik mengalami hambatan atau gangguan dalam proses pembelajaran, penyebab bisa berasal dari faktor internal siswa maupun faktor eksternal siswa, dan ada berbagai jenis kesulitan belajar itu sendiri.Â
Hal tersebut bisa menjadi tantangan yang selalu dihadapi oleh guru. Guru harus turut berperan andil dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswanya. Adapun upaya yang harus dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar, seperti; identifikasi untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, diagnosis penentuan mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar, membuat penyusunan program pembelajaran dengan harapan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa, dan yang terakhir memberikan bantuan atau terapi berupa bimbingan belajar.
Referensi:
• Fadila Nawang Utami. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 2 (1), 93-101, 2020