Tak terasa beberapa tahun berlalu, tiba di ujung perpisahan karena keduanya telah lulus sekolah dari Kota G.
Menjelang kelulusan mereka saling memberikan kenangan. Amad memberikan buku dengan tulisan tangan cerita awal sampai akhir pertemuannya dengan Roya. Sementara Roya memberikan sebuah arloji kepada Amad, tujuannya agar pria tersebut ingat waktu untuk istirahat.
Namun tak selang lama perpisahan itu ditutup dengan hal yang membuat perasaan Amad teriris.
Ceritanya bermula ketika Amad membuat luka hati Roya dengan tindakannya. Kemudian Roya mengungkapkan hal yang sebelumnya Amad tak pernah membayangkan akan keluar dari mulut gadis itu.Â
Roya mengungkapkan bahwa ucapannya ke Amad dulu tentang dia nyaman dengan pria penjual tahu tersebut dan Amad lah pria pujaannya adalah semata-mata karena Roya mengkasihani Amad.
Pria malang itu terkejut karena untaian kata indah yang keluar dari mulut Roya kepadanya karena gadis itu merasa kasihan padanya.Â
Dia kecewa mengapa tak sedari awal Roya tidak jujur pada Amad dan pada dirinya sendiri.
Kemudian setelah itu Roya meninggalkan Amad begitu saja. Roya meninggalkan Amad dengan hati yang terluka, sementara Amad ditinggalkan dengan perasaan yang hancur lebur.
Tepat setahun telah berlalu, Amad meneruskan hidupnya yang semakin terjal dan hampa, sementara Roya membuka lembaran hidupnya dengan canda dan bahagia.
Amad kemudian memandangi arloji pemberian Roya bukan untuk mengingat kapan dia harus beristirahat, namun untuk menghitung detik demi detik Roya meninggalkannya.