Mohon tunggu...
Abdillah Awang
Abdillah Awang Mohon Tunggu... Politisi - Pejuang hidup

Pria yang hampir menyerah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tiup Lilin Pertama atas Kepergiannya

6 Maret 2024   22:11 Diperbarui: 6 Maret 2024   23:40 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak terasa beberapa tahun berlalu, tiba di ujung perpisahan karena keduanya telah lulus sekolah dari Kota G.

Menjelang kelulusan mereka saling memberikan kenangan. Amad memberikan buku dengan tulisan tangan cerita awal sampai akhir pertemuannya dengan Roya. Sementara Roya memberikan sebuah arloji kepada Amad, tujuannya agar pria tersebut ingat waktu untuk istirahat.

Namun tak selang lama perpisahan itu ditutup dengan hal yang membuat perasaan Amad teriris.

Ceritanya bermula ketika Amad membuat luka hati Roya dengan tindakannya. Kemudian Roya mengungkapkan hal yang sebelumnya Amad tak pernah membayangkan akan keluar dari mulut gadis itu. 

Roya mengungkapkan bahwa ucapannya ke Amad dulu tentang dia nyaman dengan pria penjual tahu tersebut dan Amad lah pria pujaannya adalah semata-mata karena Roya mengkasihani Amad.

Pria malang itu terkejut karena untaian kata indah yang keluar dari mulut Roya kepadanya karena gadis itu merasa kasihan padanya. 

Dia kecewa mengapa tak sedari awal Roya tidak jujur pada Amad dan pada dirinya sendiri.

Kemudian setelah itu Roya meninggalkan Amad begitu saja. Roya meninggalkan Amad dengan hati yang terluka, sementara Amad ditinggalkan dengan perasaan yang hancur lebur.

Tepat setahun telah berlalu, Amad meneruskan hidupnya yang semakin terjal dan hampa, sementara Roya membuka lembaran hidupnya dengan canda dan bahagia.

Amad kemudian memandangi arloji pemberian Roya bukan untuk mengingat kapan dia harus beristirahat, namun untuk menghitung detik demi detik Roya meninggalkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun