Untungnya, semua itu dapat dipelajari.
Meskipun bakat memang memainkan peran sampai tingkat tertentu, keterampilan menulis pada dasarnya merupakan kombinasi dari berbagai faktor dan kesempatan, mulai dari lingkungan belajar hingga kondisi sosial-ekonomi yang menentukan akses terhadap pembelajaran yang berkualitas.
Dan pastinya lebih mudah untuk mengharapkan agar mahasiswa dan sarjana kita termotivasi meningkatkan keterampilan menulis akademik mereka secara mandiri. Dengan begitu, institusi pendidikan kita tidak perlu repot-repot mengadakan kursus kepenulisan dan tinggal menikmati hasilnya saja tanpa mengeluarkan banyak sumber daya.
Bagaimanapun, harapan seperti itu terlalu naif dan menyederhanakan masalah.
Seperti keterampilan lainnya, menulis dilatih dan diasah tidak hanya melalui pengulangan terus-menerus; proses ini harus memiliki tantangan yang semakin meningkat di bawah pengawasan ahli. Artinya, jika kita ingin mahasiswa jago menulis, mereka harus mendapatkan kritik mendalam atas karya mereka dari para dosen yang juga jago menulis.
Sayangnya, saya berpendapat bahwa kita tidak serius dalam mengajarkan mahasiswa untuk berpikir dan menulis dengan baik, dan kita tidak serius dalam merekrut dosen yang memiliki keterampilan memadai untuk mengajarkan keterampilan tersebut kepada mahasiswa kita.
Tanpa adanya umpan balik yang serius, tugas-tugas menulis yang selama ini memusingkan banyak mahasiswa tidak lebih baik daripada soal-soal pilihan ganda di bangku SMA. Dengan metode seperti ini, jika kita kesal karena mahasiswa sekarang tidak bisa menulis esai lima paragraf dengan baik, itu bukan salah mereka.
Itu salah kita.
Saya juga mengusulkan agar kita mendesain ulang kursus menulis di perguruan tinggi. Kita harus berhenti membohongi diri kita sendiri bahwa mahasiswa dapat menulis kalimat dengan jelas ketika mereka masuk perguruan tinggi, karena kenyataannya banyak yang tidak bisa, dan mulai mengajari mereka cara melakukannya.
Ketika saya mendapatkan mata kuliah "Academic Writing" di semester enam, saya diajari tentang apa itu karya akademik, fungsi bagian-bagian tertentu di dalamnya, dan beberapa keterampilan dasar seperti cara mengutip dengan benar, mencari referensi ilmiah yang relevan, dan lain-lain. Tidak ada keraguan bahwa semua itu sangatlah penting.
Namun, kita juga perlu mengajarkan gaya menulis (writing style), sebuah gaya yang mudah dibaca.