Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Bima, Lampung dan (Absurditas) Demokrasi Kita

5 Mei 2023   06:00 Diperbarui: 9 Mei 2023   12:31 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang warga Lampung memilih cara kreatif untuk menggambarkan kondisi jalan rusak di sekitar rumahnya | Gambar oleh Vina Oktavia via Kompas.id

Fakta itu tak boleh ditanggapi oleh pesimisme. Justru, itu adalah dorongan supaya kita lebih terlibat (lagi) dalam politik.

Kenyataannya, politik benar-benar membuat perbedaan dalam hidup kita apakah kita diatur dengan baik atau buruk. Kita tak bisa berpaling dari politik sambil membayangkan semuanya bakal baik-baik saja.

Politik adalah politik. Orang yang tak ingin diganggu oleh politik sama saja seperti mereka yang menganggap politik sebagai penghalang bagi niat baik mereka untuk memperbaiki dan mengubah sesuatu.

Mungkin sulit untuk terlibat dalam politik, sebagaimana Bima mengalami ancaman dan intimidasi secara sosial dan hukum, tapi lari dari politik bukanlah pilihan. Kata John Locke, kalau kita abai terhadap politik, kita akan rentan dimangsa oleh singa-singa yang memerintah kita.

Dengan demikian, kita perlu memahami bagaimana pemerintah beroperasi. Sebaliknya, cara ini hanya akan berjalan mulus kalau pemerintah sendiri pertama-tama bersedia mendengarkan dan memahami masyarakatnya.

Saya berpendapat bahwa pemerintah harus meningkatkan perlindungan bagi para "peniup peluit". Ketika orang maju untuk melaporkan kesalahan, baik di pemerintahan atau sektor swasta, mereka mempertaruhkan segalanya, termasuk bahaya pribadi dan profesional.


Pemerintah harus melindungi para peniup peluit tersebut. Bahkan negara demokrasi paling maju sekalipun sangat membutuhkan undang-undang yang kuat untuk melindungi pelapor pelanggaran.

Hanya dengan begitulah - mencegah pembalasan secara hukum dan memberikan hak kepada para peniup peluit untuk mencari keadilan melalui pengadilan kalau mereka menghadapi pembalasan - maka negara demokrasi dapat memastikan eksistensinya.

Dan itu tak bisa dilakukan dengan berdiam diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun