Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Mengapa dan Bagaimana Saya Menulis

4 Desember 2022   11:59 Diperbarui: 5 Desember 2022   13:13 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya menulis untuk merayakan absurditas dunia | Ilustrasi oleh Yerson Retamal via Pixabay

Orang juga bisa menulis dengan keringat di sela-sela jari dan mata menyipit, siap meneriaki orang yang mengganggunya tanpa sebab. Orang bisa melakukannya karena keinginan yang berapi-api untuk mengubah dunia, atau sesederhana memikat seseorang yang ditaksir.

Dan faktanya, saya adalah campuran dari semua itu (kecuali dua yang terakhir, sungguh).

Saya jarang memaksakan diri untuk menulis kalau memang saya tak bisa atau tak mau. Dan saya pikir, inilah perkara unik dari menulis. Apabila saya enggan atau malas, saya akan menutup buku dan melakukan hal lain. Jalan-jalan, mungkin.

Contoh paling menarik terjadi belum lama ini. Tatkala tugas dan ujian kuliah menumpuk, belum lagi soal menulis hal lainnya yang tak bisa diabaikan, saya coba untuk berkonsentrasi dan menyelesaikannya satu per satu. Anda tahu, seperti biasanya.

Upaya itu tak berbuah. Saya seperti kerasukan. Mata saya sampai sakit, punggung dan leher begitu pegal. Pada setiap materi yang bisa saya pikirkan, saya tak mendapatkan kesan bagus tentang pemahaman saya. Terlebih, saya mati kata untuk menulis.

Akhirnya, dalam keputusasaan, saya pergi ke Garut untuk menemui keluarga, berharap bahwa liburan kecil seperti itu bisa memulihkan energi saya yang menurun. Lalu saya kembali ke kost di Jatinangor pada saat tenggat waktu semakin dekat.

Keesokan paginya, saat matahari menyerobot masuk lewat celah-celah jendela, tiba-tiba saya mengimajinasikan bagaimana saya duduk tekun mengerjakan semua tugas-tugas yang terbengkalai. Saya ujug-ujug melihat dengan tepat apa yang mesti saya tulis.

Saya merasa cukup lega dengan semua itu.

Dan tentang semua yang saya katakan di sini, tentu saja, tak sepenuhnya mencerminkan saya. Ada beberapa hal yang diromantisasi, dan sebagian lebih baik disimpan sendiri. Ini agak mirip seperti sebuah sumur yang tak bisa menyelami kedalaman misterius dirinya sendiri.

Saya mungkin bisa berusaha menyelami diri saya sendiri, tapi saya tak akan pernah sampai ke dasarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun