Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Mengapa dan Bagaimana Saya Menulis

4 Desember 2022   11:59 Diperbarui: 5 Desember 2022   13:13 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya menulis untuk merayakan absurditas dunia | Ilustrasi oleh Yerson Retamal via Pixabay

Dalam konteks ini, mereka yang mengerti dan bahkan menikmati tulisan-tulisan saya, dengan agak cemas dan senang, pastilah punya sensitivitas rasa absurd yang sama seperti saya. Mereka melihat dan mengalami dunia yang, pada banyak titik, serupa dengan saya.

Mereka, dengan kata lain, merayakan absurditas dunia bersama saya.

Hanyut dan tersesat dalam pikiran

"Jika Anda ingin jadi seorang penulis, Anda harus melakukan dua hal di atas segalanya: banyak membaca dan banyak menulis," ujar Stephen King. "Tak ada jalan keluar dari dua hal itu sejauh pengetahuan saya, tak ada jalan pintas."

Saya suka nasehat itu karena sederhana dan relevan. Tapi, saya pembaca yang lamban. Dalam dua tahun belakangan, saya membaca kurang dari lima puluh buku per tahun, dan mayoritas adalah fiksi.

Salah satu nasehat yang populer tentang membaca adalah bahwa kita dapat membaca di mana pun sejauh kita bisa membuka buku. Terlebih, sekarang ada audiobook. Nasehat ini seingat saya juga diutarakan oleh Stephen King, sebab dia sendiri memang begitu.

Tapi, saya bukan tipe seperti itu. Jika saya duduk di halte kampus, umpamanya, saya memang membawa satu-dua buku di dalam tas. Saya tak membukanya; saya lebih memilih untuk memerhatikan jalan dan orang-orang yang kebetulan lewat.

Saya juga tak membaca untuk mempelajari keterampilan menulis; ini sesederhana saya menikmati waktu saya ketika membaca. Meski saya melahap beberapa buku dan memoir tentang dunia kepenulisan, saya tak pernah bersungguh-sungguh untuk menerapkannya.

Sering kali saya hanya merasa berbeda dan perlu bebas dari segala metode yang nyaman (bagi orang lain).

Dari sekian buku yang saya baca, tak pelak lagi, meski ini agak kasar, sebagian di antaranya ditulis dengan cara yang buruk. Saya biasanya akan berhenti membaca sampai saya yakin buku itu tak sesuai untuk saya, tapi kadang berguna juga untuk membacanya lebih jauh.

(Masih) kata Stephen King, "Setiap buku yang Anda ambil punya pelajaran atau hikmahnya tersendiri, dan sering kali buku yang buruk punya lebih banyak pelajaran daripada yang bagus."

Ini karena penulis yang baik juga perlu mengenali tulisan yang buruk, sehingga dengan kemampuan dan upayanya, dia dapat menghindarkan diri dari tendensi itu. Jadi, dalam hal ini, kita membaca untuk mengalami gaya yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun