Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Paradoks Kreativitas dan Kebebasan

16 Juli 2021   08:06 Diperbarui: 16 Juli 2021   08:12 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah kebebasan berbanding lurus dengan kreativitas? | Ilustrasi oleh Rudy dan Peter Skitterians via Pixabay

Nah, konsekuensi dari bertanya adalah, kita dihadapkan pada ketidakpastian. Sedangkan ketidakpastian, seperti yang kita tahu, menjadi hal paling menakutkan dan dihindari oleh banyak orang.

Itulah mengapa orang-orang jarang bertanya. Bahkan ketika hati kecil mereka bertanya-tanya, mereka membungkamnya seakan-akan pertanyaan tersebut sudah terjawab tanpa jawaban. Padahal tidak ada yang salah dengan bertanya. Dan betapa dekatnya ketidakpastian dengan kita.

Kita harus bersedia hidup dengan kadar ketidakpastian tertentu. Picasso pernah ditanya apakah dia tahu seperti apa hasil akhir sebuah lukisan saat dia memulainya, dan dia menjawab, "Tidak, tentu saja tidak. Kalau sudah tahu, aku tak akan repot-repot melukisnya."

Orang kreatif memiliki toleransi yang amat tinggi terhadap ambiguitas. Bahkan mereka bukan sekadar menerimanya, tapi juga merayakannya. Bagi mereka, ketidakpastian adalah kesempatan baru untuk menikmati kehidupan.

Konsekuensi lain dari bertanya adalah bahwa kita dituntut untuk menyadari ketidaktahuan kita. Kedengarannya seperti sepele dan mudah, tapi cukup mengejutkan karena kita lebih senang mengakui pengetahuan kita daripada ketidaktahuan kita.

Banyak orang yang berbangga-bangga dengan sekelumit pengetahuannya hingga membutakan mereka terhadap kebodohan mereka sendiri. Sombong dalam pengetahuan itu jauh lebih mudah daripada sombong dalam kekayaan.

Seseorang yang paling miskin di dunia pun masih punya kesempatan untuk bersombong dalam pengetahuan. Kepura-puraan ini sulit dideteksi karena melibatkan sesuatu di luar fisik.

Itulah masalah terbesar dari bertanya: kita tidak begitu pandai dalam mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Bahkan ketika kita menemukannya dan berusaha fokus untuk menjawab, kita masih harus bertanya, "Apa yang mesti diabaikan?"

Proses pemecahan masalah bisa terkesan lebih menakutkan. Dalam pencarian jawaban yang akurat, kita ditantang oleh banyak kegagalan yang hanya ingin menguji kita tentang seberapa jauhnya kita berusaha dan bersungguh-sungguh.

Akan ada banyak trial and error. Dan itu tidak apa-apa. Sangat bagus!

Selama ini kita berasumsi bahwa para genius di dunia punya sentuhan ajaib dalam melahirkan karya-karya. Tidak, justru mereka punya lebih banyak kegagalan ketimbang orang-orang biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun