Mohon tunggu...
Muhamad Saprudin
Muhamad Saprudin Mohon Tunggu... Guru - A Lifelong Learner

A Lifelong Learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pendidikan Islam di Asia Tenggara: Antara Tradisionalisme dan Modernisme

24 April 2021   14:01 Diperbarui: 24 April 2021   14:17 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem pendidikan Islam pada awalnya ditujukan pada system politik Siam yang Otoriter, Jika sebelumnya system pendidikan bersifat sentralistik, independent melalui lembaga pondok pesantren dan madrasah. Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan islam pertama yang dijalankan, yang bermula dari fungsi dakwa dan Ta'lim. Pada tahun 1785 M Patani dibawah kekuasaan Siam, tradisionalisme pondok pesantren dan Madrasah diuji dengan kehadiran system pendidikan Siam (umum), perkembangan pendidikan Islam terus berlangsung melalui proses yang cukup a lot, dialektis, kompromis, sehingga pondok pesantren dan madrasah telah diintegrasikan dengan system pendidikan Siam sebagai model pendidikan sekolah modern di Patani. Pondok seperti pesantren juga mengalami transisi sepanjang abad ke-20 sebagai pondok berubah menjadi sekolah agama rakyat dan lebih banyak lagi mendirikan madrasah tetapi banyak madrasah juga yang didirikan yayasan-yayasan Islam di luar pondok. Sebagian besar gurunya adalah alumni Timur tengah, Indonesia, dan Malaysia. Di madrasah-madrasah ini, menurut kalim pemerintah, menerima banyak bantuan dari timur tengah selanjutnya mereka menjadi madrasah wahabiyah yang menurut pemerintah Thanksin menjadi biang dari radikalisme di kalangan kaum Muslim Thailand.

Simpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam di kawasan Asia Tenggara memiliki beberapa substansi yang sangat beragam. Di Indonesia, pendidikan Islam mengalami kemajuan pesat. Indonesia menerapkan Pendidikan Agama Islam juga menjadi pelajaran wajib di sekolah-sekolah dan universitas negeri sejak tahun 1960’an. Dan sistem pondok yang berjumlah lima juta santri. Para sarjana dan cendikiawan muslim telah secara aktif mengadakan diskusidiskusi serius mengenai situasi pendidikan islam di sekolah-sekolah, akademi dan universitas. Pengarusutamaan pendidikan Islam menemukan momentum saat penerimaan diniyah dan pesantren ke dalam sistem pendidikan nasional melalui UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 dan turunannya Peraturan Pemerintah no 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Di Malaysia, kedudukan Pendidikan Islam banyak mengalami perbaikan sejak tahun 1956 dengan pendidikan agama Islam diajarkan di sekolah nasional dan juga dengan dibentuk bagian pendidikan agama yang mengurusi semua bidang pendidikan agama di sekolah-sekolah. Tujuanya meningkatkan pengajaran agama islam dan bahasa arab, mendidik guru-guru agama di institut keguruan islam, memperbaiki kurikulum, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dakwah sekolah, menyelengarakan musabaqoh tilawatil qur’an di sekolah.

Thailand, khususnya di beberapa daerah seperti Pattani, Setul, Yala, dan Narathiwat Pendidikan Islam, dengan Pondok dan Madrasah menjadi tulang punggung identitas Islam dan perlawanan Islam terhadap pemerintah pusat. Pondok telah bertransformasi menjadi sekolah agama modern (madrasah). Perkembangan madrasah sangat pesat dengan memasukan dalam kurikulumnya mata pelajaran umum yang diwajibkan oleh penguasa, seperti bahasa Thai, matematika, sains, sejarah ilmu bumi, bahasa ingris, dll. Sementara itu, kondisi berbeda Pendidikan Islam di Singapura, tujuan pendidikan Islam dengan sistem pendidikan nasional belum tegas, tidak ada perguruan tinggi Islam, tidak ada kurikulum yang standar, tidak ada administrasi pendidikan Islam sentral, kurangnya dana dan status ekonomi guru agama, dll.

Referensi

A.H.Jhon,"Islam in South East Asia, Reflections and the New Directions" dalam Indonesia, CMIP, No.19,tt., hlm 40.


C.Snouck Hurgronje. 1985. Aceh di Mata Kolonialis, (Jakarta: Yayasan Soko Guru. hlm.31.

H.J. de Graaf. 1970. "Shout East Asian Islam to The Eighteenth Century" dalam P.M. Holt,et.al., The Cambridg History of Islam. London: Cambridge University Press. vol. ii, hlm.175.

Ishak, Abdullah. 1990. Islam di Nusantara (Khususnya di Tanah Melayu). Selangor: al-Rahmaniyah. hlm.166.

Rheid, Anthoni. 1986. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jakarta: Departemen Agama.

Yunus, Mahmud. 1985. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:Hidakarya. hlm.174.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun