Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayah

6 Juni 2023   19:32 Diperbarui: 6 Juni 2023   19:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Canva

Puisi Religi

Ayah

Di ujung senja yang mendung, terlihat sosok seorang ayah tegar. Ia memiliki hati yang tulus dan jiwa yang penuh pengorbanan. Segala harta bendanya ia relakan untuk sang anak tersayang, demi memastikan kehidupannya berjalan lancar dan berkembang di sekolah. Namun, takdir membawanya pada sebuah perjalanan yang rumit.

Meski tak terasa oleh sang ayah, anaknya yang disayang mulai terbuai oleh keserakahan dan kelalaian. Ia tidak menyadari betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh sang ayah untuknya. Keinginan yang melampaui batas mendorongnya untuk berbuat salah, mengabaikan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh sang ayah dengan penuh kasih.

Sang ayah, dengan penuh kesabaran, menyaksikan perubahan buruk ini. Ia tidak menyalahkan atau marah. Sebaliknya, hatinya penuh dengan belas kasih dan harapan. Ia tahu bahwa manusia tidak sempurna dan bahwa setiap perjalanan kehidupan memiliki batu sandungan yang harus dihadapi.

Hingga suatu hari, saat hati sang anak terasa terjepit oleh rasa penyesalan yang dalam, ia berlutut di hadapan sang ayah. Air mata tulus mengalir membasahi pipinya, mengungkapkan rasa menyesal yang sebenarnya. Ia menyadari kesalahan-kesalahannya dan betapa berharganya kasih sayang sang ayah.

Dalam momen itu, sang ayah mengangkat anaknya dengan lembut. Dalam dekapannya terasa kedamaian dan kehangatan yang begitu nyata. Ia tidak berkata-kata, karena kata-kata tak dapat menggambarkan kebesaran hati sang ayah yang penuh pengampunan.

Bersama-sama, mereka berdiri di hadapan langit yang cerah. Sang ayah memandang anaknya dengan penuh cinta dan berkata, "Anakku, tak perlu lagi menyesali apa yang telah terjadi. Kesalahan adalah bagian dari pertumbuhan kita. Yang penting adalah bagaimana kita belajar darinya dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik."

Dalam setiap kata yang diucapkannya, terasa harapan yang tulus dan keinginan untuk melihat anaknya kembali kepada jalan yang benar. Sang ayah meletakkan tangannya di atas kepala sang anak, memberikan berkah dan doa yang tulus agar anaknya menemukan cahaya kebenaran.

Dari saat itu, sang anak merasakan kedamaian dan kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi anak yang berterima kasih dan membalas cinta yang telah diberikan oleh sang ayah.

****

Aroma pagi yang segar menyapa, mencerahkan harapan yang terpendam dalam setiap hembusan nafas. Anak yang dulu pernah melangkah di jalur yang keliru, kini menemukan sinar kebenaran yang bersinar di hadapannya. Dengan hati yang tulus dan tekad yang kuat, ia mengubah dirinya menjadi sosok yang lebih baik.

Setiap langkah yang diambil oleh anak itu, kini dipenuhi oleh kebaikan dan penghormatan. Ia menyadari bahwa kasih sayang sang ayah adalah sebuah anugerah tak ternilai yang harus dijaga dan dihargai sepanjang hidupnya. Dalam setiap tindakan dan kata yang dilontarkan, ia berusaha membalas pengorbanan sang ayah dengan kebaikan yang tulus dan penuh cinta.

Anak itu menghamparkan tangannya kepada yang membutuhkan, menciptakan jejak kebaikan yang menyebar dalam setiap sentuhan. Ia memberi bantuan pada mereka yang membutuhkan, berbagi sukacita dalam setiap senyum yang ia berikan. Dalam dirinya terpancar sinar kemurahan hati yang membawa harapan bagi mereka yang tenggelam dalam kegelapan.

Kata-kata terima kasih terucap dengan penuh ketulusan dari bibir anak itu. Ia tidak lagi menahan kata-kata yang dirasa begitu penting untuk disampaikan. Ia ingin memastikan sang ayah tahu bahwa setiap perbuatan baiknya adalah bukti cintanya yang mendalam. Dalam setiap pelukan dan tatapan, tergambar rasa terima kasih yang tak terhingga.

Saat matahari senja melingkupi langit, anak itu berlutut di samping sang ayah. Ia menggenggam tangan sang ayah dengan erat, mengisyaratkan rasa cintanya yang tak akan pernah pudar. Dalam setiap detak jantung, mereka merasakan kekuatan ikatan yang tumbuh dengan kuat, menghubungkan hati mereka dalam kehangatan yang tak tergoyahkan.

Di bawah langit yang dipenuhi bintang, mereka berdua melantunkan doa yang tulus. Anak itu mohon ampunan atas kesalahannya di masa lalu, dan berterima kasih atas kesabaran dan cinta yang tak berkesudahan yang diberikan sang ayah. Ia berjanji untuk menjaga dan merawat ikatan yang telah terjalin di antara mereka, menghormati peran sang ayah dengan penuh kasih.

Kisah ini adalah cermin dari perjalanan seorang anak yang telah menemukan jati dirinya dalam cahaya kasih seorang ayah. Ia berubah menjadi sosok yang menghargai, penuh dengan belas kasih, dan siap untuk memberikan yang terbaik kepada dunia. Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk menghormati, mencintai, dan menghargai peran seorang ayah yang begitu besar dalam kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun