Laura tersenyum. "Hmm lagi-lagi sama Bara. Kamu emang sengaja ya?"
Elvano tertawa hambar. "Nggak koo random aja."
Viona menatap Elvano dari seberang meja. Ia tahu itu bukan kebetulan.
Hari-hari berlalu. Bara dan Laura semakin dekat. Mereka sering pulang bareng, belajar bareng, bahkan mulai saling memberi hadiah kecil. Elvano tetap ada, tetap jadi "lem" yang menyatukan grup, tapi hatinya mulai lelah.
Suatu sore, mereka duduk di taman sekolah. Matahari mulai tenggelam, angin dingin menyapu rambut Laura. Bara duduk di sebelahnya, tertawa sambil menepuk bahu Laura.
Elvano menunduk, menahan rasa cemburu yang makin sulit disembunyikan.
Viona duduk di sampingnya, menepuk tangannya pelan. "Kamu harus ngomong, Van. Kalau terus gini, kamu yang cape sendiri."
Elvano menggeleng. "Aku nggak mau rusak semuanya. Persahabatan ini... terlalu berharga."
Tapi malam itu, semuanya pecah.
Elvano sedang scroll Instagram saat ia melihat story Laura. Foto meja makan, dua piring, satu lilin kecil, dan caption:
"Special night with someone special "
Di bawahnya, ada mention: @baradwipra.
Elvano menatap layar ponselnya lama. Ia nggak reply. Nggak komen. Nggak bilang apa-apa ke siapa pun.Â