Mohon tunggu...
Muflih Fadil Mahdi
Muflih Fadil Mahdi Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi | Aktor Pemula

Ekstrovert yang suka main gitar, menantang diri lewat naik gunung, jatuh cinta pada dunia akting, dan suka bahas film atau isu panas. Hidup bagi saya adalah panggung, dan setiap cerita layak dibagikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sampai Akhirnya, Kita Menjadi Cerita yang Diam-Diam Disesali

12 Oktober 2025   23:07 Diperbarui: 12 Oktober 2025   23:07 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enam remaja duduk melingkar di bangku taman, matahari sore menyinari mereka, tawa terdengar alami. (Ilustrasi: GeminiAI) 

Laura tersenyum. "Hmm lagi-lagi sama Bara. Kamu emang sengaja ya?"

Elvano tertawa hambar. "Nggak koo random aja."

Viona menatap Elvano dari seberang meja. Ia tahu itu bukan kebetulan.

Hari-hari berlalu. Bara dan Laura semakin dekat. Mereka sering pulang bareng, belajar bareng, bahkan mulai saling memberi hadiah kecil. Elvano tetap ada, tetap jadi "lem" yang menyatukan grup, tapi hatinya mulai lelah.

Suatu sore, mereka duduk di taman sekolah. Matahari mulai tenggelam, angin dingin menyapu rambut Laura. Bara duduk di sebelahnya, tertawa sambil menepuk bahu Laura.

Elvano menunduk, menahan rasa cemburu yang makin sulit disembunyikan.

Viona duduk di sampingnya, menepuk tangannya pelan. "Kamu harus ngomong, Van. Kalau terus gini, kamu yang cape sendiri."

Elvano menggeleng. "Aku nggak mau rusak semuanya. Persahabatan ini... terlalu berharga."

Tapi malam itu, semuanya pecah.

Elvano sedang scroll Instagram saat ia melihat story Laura. Foto meja makan, dua piring, satu lilin kecil, dan caption:
"Special night with someone special "
Di bawahnya, ada mention: @baradwipra.

Elvano menatap layar ponselnya lama. Ia nggak reply. Nggak komen. Nggak bilang apa-apa ke siapa pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun