Mohon tunggu...
Mualif Hida
Mualif Hida Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang pembaca yang giat mencari makna hidup dari setiap lembar yang dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pager Payaman

25 Maret 2025   22:00 Diperbarui: 25 Maret 2025   21:57 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hah? Apa maksud Pak Narto? Bahkan aku belum pernah ke rumah Aryo!

Ada rasa tak percaya dalam diriku. Namun, hatiku telah dididihkan mentari yang masih belia pagi ini. Marah, kecewa. Aku sudah muak dengan obrolan mereka. Tepak di pelukan kutaruh di meja tamu, aku bergegas ke kamar, berniat untuk menenangkan diri. Pikiranku telanjur penuh dengan obrolan lelaki berambut seputih bulu wedhus gibas itu.

Bapak memanggilku. Aku sudah mulai mengerti dan akan ke mana pembicaraan Bapak nanti. Aku yakin, sepenuhnya, itu bukan tentang mitos yang ada.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun