Mohon tunggu...
M Topan Ketaren
M Topan Ketaren Mohon Tunggu... Konsultan Perkebunan (Advisor) at PalmCo Indonesia

Manajer senior dengan pengalaman 31 tahun di industri perkebunan. Bekerja dengan berorientasi pada detail dan pengembangan industri perkebunan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dilema Perkebunan Sawit - Antara Kemakmuran dan Kelestarian Lingkungan

25 Juni 2025   23:40 Diperbarui: 25 Juni 2025   23:40 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi (M. Topan Ketaren)

Misalnya, pengelolaan limbah cair dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang seharusnya sudah memenuhi standar COD dan BOD, dalam praktiknya masih sering lolos dari pengawasan karena lemahnya kontrol. Sementara itu, imbasnyanya langsung ke perairan dan tentunya ke masyarakat sekitar. Tanpa integritas dalam implementasi, semua dokumen sertifikasi hanya akan menjadi berkas mati.

Bagaimana Menyeimbangkan Kemakmuran dan Kelestarian?

Menurut saya, solusi dilema ini bukan memilih salah satu---kemakmuran atau lingkungan---tetapi menemukan titik temu di antara keduanya. Ada beberapa pendekatan yang saya yakini dapat menjembatani dua kepentingan besar ini:

1. Intensifikasi Bukan Ekspansi

Ilustrasi Intensifikasi di Perkebunan | Sumber: Gemini AI
Ilustrasi Intensifikasi di Perkebunan | Sumber: Gemini AI

Alih-alih membuka lahan baru yang berisiko merusak hutan, industri sawit harus fokus pada peningkatan produktivitas lahan eksisting. Saya telah membuktikan bahwa melalui penggunaan varietas unggul, sistem pemupukan presisi, dan pemeliharaan terpadu, hasil sawit bisa meningkat 20--30% tanpa menambah luasan lahan.

2. Pemulihan Lahan Kritis dan Agroforestri

Ilustrasi Pemulihan Lahan Kritis | Sumber: Gemini AI
Ilustrasi Pemulihan Lahan Kritis | Sumber: Gemini AI

Beberapa unit kerja yang saya kelola telah mulai mengembangkan sistem agroforestry, yaitu integrasi tanaman kehutanan dengan sawit atau tanaman pangan. Model ini tidak hanya memperbaiki biodiversitas, tapi juga menambah pendapatan petani kecil.

Pemanfaatan lahan buffer zone dan daerah sempadan sungai juga bisa dimaksimalkan untuk reboisasi. Ini bukan semata-mata ketaatan hukum, tetapi juga pelaburan jangka panjang untuk kemapanan iklim mikro di sekitar perkebunan.

3. Edukasi Lingkungan di Internal Perusahaan

Ilustrasi Edukasi tentang Kelestarian Lingkungan | Sumber: Gemini AI
Ilustrasi Edukasi tentang Kelestarian Lingkungan | Sumber: Gemini AI

Yang saya yakini hingga saat ini, perubahan besar wajib digerakkan dari dalam. Edukasi lingkungan untuk karyawan, pemilik modal, hingga masyarakat mitra sangat penting. Di beberapa lokasi, saya melihat hasil positif ketika perusahaan mengadakan Environmental Awareness Week secara rutin. Saat seluruh tim merasa memiliki tanggung jawab lingkungan, maka budaya kerja akan berubah.

4. Transparansi dan Partisipasi Publik

Ilustrasi Transparansi dalam Perusahaan | Sumber: Gemini AI
Ilustrasi Transparansi dalam Perusahaan | Sumber: Gemini AI

Keterbukaan informasi menjadi kunci. Saya selalu mendorong agar data operasional kebun, terutama terkait lingkungan dan sosial, dapat diakses oleh publik lokal. Dengan begitu, akan tercipta rasa percaya dan kolaborasi yang lebih kuat antara perusahaan dan masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun