Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Napak Tilas Lokasi Novel Poltak

15 September 2022   09:52 Diperbarui: 15 September 2022   16:57 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampakan rumah-rumah di Kampung Panatapan dari pangkal jalan masuk (dulu tanah kini aspal). Pegunungan di latar belakang adalah hutan Sibatuloting, tempat sumber air untuk Panatapan (Google Map)

SDN Hutabolon di balik gerbang sekolah. Lapangan upacara dan tiang benderanya, kurang-lebih masih seperti yang dulu (Google Map) 
SDN Hutabolon di balik gerbang sekolah. Lapangan upacara dan tiang benderanya, kurang-lebih masih seperti yang dulu (Google Map) 
Satu penciri yang tak berubah adalah lapangan upacara. Masih tetap lapangan tanah di depan gedung sekolah. Lengkap dengan tiang bendera yang berdiri di tempat yang sama seperti dulu. 

Lapangan rumput di depan sekolah masih ada, tapi luasannya sudah menciut. Di situ dulu Poltak dan kawan-kawan tanding sepakbola dengan SDN Sibigo, latihan lomba lari, latihan tarik tambang, dan main kasti. Ingat episode Poltak menerjang Jonder gara-gara Berta digebuk pakai bola kasti?

Epilog

Panatapan dan Hutabolon sudah banyak berubah. Rupa-buminya tak lagi sealami dan seindah dulu. Masyarakatnya tak lagi sederhana. 

Populasi telah meningkat. Tekanan atas ekologi meningkat. Struktur masyarakat makin kompleks. 

Kapitalisme meraja. Hutan pinus dan sabuk makadamia di sisi barat jalan raya telah dibabat pabrik pulp. Diganti eukaliptus. Seiring itu, konflik sosial-ekonomi antar warga menjadi biasa.

Itulah konsekuensi pembangunan.  Warga Panatapan dan Hutabolon bilang itu hamajuon, kemajuan. Itu persepsi mereka.

Haruskah saya meratapi kehilangan alam yang asri dan komunitas yang sahaja di Panatapan dan Hutabolon?

Tidak, walau ada rasa sedih. 

Tapi saya sudah menulis novel Poltak.  Sekadar mengabarkan bahwa, dulu, alam Panatapan dan Hutabolon pernah sangat indah, dan komunitasnya pernah sungguh bersahaja, penuh kedamaian.(eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun