Poltak menoleh ke utara. Jauh di sana, di bawah pohon makadamia di kebun belakang rumah, ompung dan nantulangnya berdiri menunggu.
Tapi Poltak enggan pulang. Berta juga. Hujan terlalu cepat reda. (Bersambung)
Â
Â
Â
 Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!