Latihan tarik tambang melawan kerbau jantan spesialis tarik balok tak pernah mudah. Polmer dan kawan, boleh dikata, harus babak-belur dulu.
"Satu! Dua! Tiga! Tarik!" Guru Paruhum beteriak memberi aba-aba saat pertama kali tim itu melawan kerbau jantan.
Enam anggota tim tarik tambang seolah  enam ekor anak babi saja bagi kerbau jantan itu. Mereka terseret seperti balok ringan yang terikat pada halung, alat seret balok yang dipasangkan dengan kuk pada leher kerbau.
"Ulangi! Â Kuda-kuda harus kuat! Kalian harus kompak!" Guru Paruhum mengingatkan.
Latihan tarik tambang melawan kerbau jantan berakhir 5-0 untuk kemenangan kerbau. Â Tim kalah telak. Â Tubuh mereka pegal terbanting ke tanah. Â Pakaian berlepotan tanah, basah pula oleh banjir peluh.
Latihan pada hari kedua, terakhir, baru membuahkan sukses. Berkat strategi pembangkitan semangat dan tenaga dalam yang jitu.
"Kalian itu manusia kelas lima dan kelas enam SD! Masa kalah sama seekor kerbau. Â Itu kerbau tak sekolah! Buta huruf dia!" Guru Paruhum menyemangati tim tarik tambang dengan argumen yang sepintas sesat pikir.
Tapi itu bukan sesat pikir. Â Maksud Guru Paruhum, Si Lemah harus menggunakan otaknya agar bisa memang adu otot dengan Si Kuat.
"Kau Samson Hutabolon, Polmer! Samson bisa mengalahkan singa! Kau pasti bisa mengalahkan kerbau!" Poltak ikut-ikutan menyemangati Polmer dengan pembandingan tak setara.
"Fokus! Kuda-kuda kuat! Â Gerakan kompak!" teriak Guru Paruhum. "Poltak! Siapkan kerbaumu!" Â Poltak naik ke punggung kerbau.
"Satu! Dua! Tiga! Tarik!" teriak Guru Paruhum dengan suara parau parah.