Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #069] Anak Sulung Dilarang Jadi Pastor

23 Juli 2021   15:50 Diperbarui: 24 Juli 2021   13:40 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Itulah jalur paling aman untuk anak-anak Panatapan, Toruan, dan Sorlatong.  Anak-anak Panatapan, setelah lulus dari SD Hutabolon, lazimnya melanjutkan sekolah ke SMP Lumbanjulu.  Atau, kalau orang tuanya mampu, melanjut ke SMP Katolik Cinta Rakyat di Pematang Siantar.  Kemungkinan lain, putus sekolah.

Melanjutkan sekolah ke seminari, sekolah pastor, adalah pilihan yang sangat berani. Sekurangnya untuk anak-anak Panatapan. 

Itu tidak mudah. Pasalnya, harus lulus ujian masuk, dan itu tak mudah.  Lalu, kalau lulus, harus siap masuk asrama, jauh dari keluarga. Hanya anak pemberani yang mau menjalani itu.

Sepulang gereja, saat makan siang,  ayah Poltak datang bergabung dengan Poltak dan neneknya di rumah. Seusai makan, ayahnya menanyakan soal cita-cita Poltak menjadi pastor.

"Poltak, betul kau bercita-cita jadi pastor, amang?"

"Betul, among," jawab Poltak pendek, pelan, tapi dengan nada pasti.

Ama ni Poltak menghela nafas.  Ada kesan keberatan yang sangat nyata dalam tarikan nafasnya. 

"Inong," katanya kepada nenek Poltak, ibunya, "Poltak cucu laki sulung, anak laki sulung, pembawa nama dan marga keluarga kita. Apakah tak sebaiknya dipikir ulang lagi cita-cita Poltak itu?"

Itulah masalah keluarga Batak Katolik.  Anak domba berjubel tapi gembala terbatas. Keluarga Batak sangat sulit melepas anak lelakinya menjadi pastor. Akibatnya Gereja Katolik di Tanah Batak kekurangan gembala umat.  

Orang Batak sangat menghormati dan memuliakan pastor. Tapi mereka tidak mau jika pastor itu dipanggil dan dipilih dari antara anak lelaki mereka.

Adat Dalihan Na Tolu, itulah pangkal soalnya. Jika seorang anak lelaki menjadi pastor, maka pasti dia hidup selibat, tidak menikah, dan masuk dalam satu komunitas biarawan atau rohaniwan. Karena itu dia akan kehilangan status adatnya  sebagai hula-hula, dongan tubu, dan boru. Dia keluar dari lingkungan masyarakat adat Batak..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun