Menjadi seorang pastor, berarti melepas status adat. Â Sekaligus melepas kewajiban adat sebagai penerus garis keturunan keluarga. Itu sangat sulit diterima. Terlebih jika lelaki itu anak sulung dalam keluarga batih. Atau cucu sulung dalam keluarga besar.
Pada status laki sulung itu  melekat kewajiban penerus garis silsilah marga.  Menjadi pastor berarti  memutus garis utama silsilah marga keluarganya.
"Amani Poltak. Â Kau masih punya anak laki. Â Si Benget, adik Poltak. Â Tak usah khawatir soal penerus marga keluarga." Nenek Poltak berusaha memberi pengertian kepada Amani Poltak.
"Olo, Inong. Â Tapi Poltak ini kan anak laki sulung. Juga cucu laki sulung dalam keluarga kita."
"Bah, dengar baik-baik kata-kata Inongmu ini, ya, Amani Poltak. Â Apakah kau pernah mendengar Tuhan menyesal telah mengutus Yesus Kristus Anak-Nya untuk menebus dosa kita? Â Kau kan tahu, Yesus itu Anak Sulung. Anak Tunggal pula!" (Bersambung)