"Binsar! Binsar! Binsar!" Lagi, yel-yel penyemangat bergema. Â Kali ini Alogo yang menjadi dirigen. Â Poltak berada di belakang garis finish. Â Melompat-lompat, berteriak-teriak, menyemangati Binsar. Â Sebutir kue onde ketawa masih dalam genggaman tangan kirinya.
Sekitar tigapuluh meter sebelum garis finish, terlihat sebuah kejanggalan. Â Janter dan Marisi terlihat merapat akan menjepit Binsar.Â
"Bahaya! Binsar mau digunting!" Poltak berteriak cemas, dalam hati. Binsar bisa jatuh tergelimpang. Â Gagal merebut tiket ke perlombaan lari seratus meter di Parapat.
"Binsaaar! Â Awas! Â Lariii ...!" Â Poltak berteriak sejadinya, mengingatkan Binsar. (Bersambung)