Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #062] Kencing Peluntur Mantra Penangkal Gol

24 Juni 2021   20:49 Diperbarui: 25 Juni 2021   09:17 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

"Polmer! Maju kau! Ambil tendangan bebas!" Poltak meneriaki Polmer. Guru Paruhum kalah cepat menyuruh Polmer.

"Yak, tendangan bebas untuk Tim Hutabolon. Sejengkal dari garis kotak pinalti. Siapakah algojonya. Ahhaaa ... Polmer lagi, saudara-saudara. Yak, lima pemain Sibigo membentuk pagar. Apakah ini akan jadi gol? Waktu tinggal dua menit, saudara-saudara!"

Polmer mengambil ancang-ancang. Matanya menatap tajam pemain-pemain lawan yang membentuk pagar penghalang. Dia menebar ancaman, "Berani menahan tendanganku, pingsan kau!"

"Yak, Polmer melepas tendangan geledek. Membelah pagar lawan dan ... goool, goool, goool, saudara-saudara.  Dahsyat! Tendangan belah duren, saudara-saudara. Membelah pagar penghalang dan menembus pojok kanan gawang, saudara-saudara. Ahhaaa ... wasit meniup peluit panjang, saudara-saudara. Pertandingan berakhir seri. Dua dua, saudara-saudara!"

Inilah yang sebenarnya terjadi. Pemain pagar penghalang kembut pada tendangan Polmer. Saat bola meluncur deras, mereka menghindar. Pagar pemain menguak sehingga bola melayang aman tak terjangkau kiper ke pojok kanan atas gawang lawan.

Polmer tampil sebagai pahlawan Tim SD Hutabolon. Selebrasinya sangat emosional dan fenomenal. Berdiri agak mengangkang, tangan terangkat tinggi, dua telunjuk teracung ke langit. Wajah menengadah,  senyum di bibir, dua ingus hijau melesap masuk ke dalam dua lubang hidungnya. Heroik! Dahsyat!

Seusai pertandingan dramatis itu, Guru Paruhum mendekati Poltak. Dia masih penasaran akan satu hal.

"Poltak, seperti apa bayangan orang yang kau lihat mondar-mandir tadi di gawang Tim SD Sibigo itu."

"Anak kecil, Gurunami. Agak kurus. Tinggi. Pakai kaus merah. Celananya juga merah."

"Bodat kau, Poltak! Itu kiper SD Sibigo!" Guru Paruhum mengangkat kepalan tangan kanannya, siap menghajar jidat Poltak. (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun