Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #052] Belajar Naik Sepeda Tanpa Tangis

11 Mei 2021   17:24 Diperbarui: 11 Mei 2021   17:55 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa; pinterest.com)

Sore itu, sebelum waktu jemput kerbau ke Holbung, Poltak sudah berhasil naik sepeda. Bayarannya tak hanya jidat bengkak. Tulang kering kaki kiri dan kanan biru lebam-lebam. Dengkul kaki dan siku tangan, lengkap kiri dan kanan, kebeset-beset. Tapi jendul di jidat itulah yang paling heroik.

Dayungan terakhir sebelum jemput kerbau. Poltak bersiap dari jalan setapak yang melereng di bagian barat halaman. Tangan kiri di stang kiri, tangan ksnan memeluk pipa rangka datar. 

Dari jalan miring itu, Poltak dengan sepedanya meluncur deras seperti babi balap, lurus tepat ke arah Binsar dan Bistok yang menonton di sisi timur halaman.  

"Poltak! Babi kau! Rem! Oi! Rem!" Binsar dan Bistok berteriak-teriak panik. Ketakutan. 

Tinggal sekitar tiga meter lagi dari mereka, Poltak masih melaju kencang dengan sepedanya.  Bahaya menjelang.

"Poltak! Oi! Rem!" (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun