Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #010] Losung Aek Angker

21 September 2020   14:47 Diperbarui: 21 September 2020   18:32 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disain Sampul: Felix Tani; Foto: Erabaru.com

"Roh penjaga lesung minta tumbal."  Demikian tersiar kepada khalayak, termasuk anak-anak, sebagai penjelasan untuk kejadian-kejadian nahas itu.

"Poltak! Jaga adikmu itu!" Nenek Poltak berteriak mengingatkan, di tengah dentum alu bertalu-talu menghajar ceruk lumpang.  

Nenek Poltak harus bekerja dengan presisi tinggi. Menyiduk gabah lepas kulit dari ceruk lumpang perlu ketepatan waktu. Kalau tidak, jari atau telapak tangan bisa ikut lepas kulitnya.  

"Bang Poltak, lihat sini!  Bagus kali ini!"  Benget memanggil Poltak ke beton dudukan as lesung.  Poltak mendekat.

"Ini bagus. Berkilau!" kata Benget, sambil jari-jarinya meraba sumbu besi di ujung as lesung yang berputar pada dudukannya.  Sumbu besi itu berkilauan diterpa cahaya obor.  

Sensasi geli pada ujung jari yang ditimbulkan putaran sumbu besi itu rupanya membuat Benget kecanduan menyentuhnya.  

"Jangan, Benget.  Bahaya itu!"  Poltak berteriak mengingatkan.  

Ada rasa cemas di hati Poltak.  Sepengetahuannya, tahun ini Losung Aek belum makan tumbal.  Harus hati-hati. Jangan sampai jadi korban.

"Bang! Bang Poltak! Tolong! Tolong!"  Tiba-tiba Benget menjerit keras, minta tolong.  

Poltak tersentak kaget.  Spontan merapat, melihat apa yang menimpa adiknya.  

Celaka.  Benget dalam bahaya besar.  Dia menjerit ketakutan. Mukanya pias. (Bersambung)
 
 
 
 
 
 
 
 
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun