Mohon tunggu...
M SyarifudinHidayattullah
M SyarifudinHidayattullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggak di pamulang tanggerang selatan

Lelaki penikmat sepi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Purnama di Ranting Cemara

4 Juni 2019   15:05 Diperbarui: 4 Juni 2019   15:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam itu tampak suram, begitu hening dan memilukan. Gurat-gurat kepedihan tampak jelas terpampang dari raut wajahnya yang lesu, tanpa harapan.

Ia masih duduk termangu dalam bisu, sembari mengartikan debar yang berkecamuk dalam dadanya yang tak seberapa.

Ya, baru saja ia diputuskan oleh kekasihnya. Kekasih yang telah tiga tahun lamanya membina hubungan bersamanya, harus kandas karena orang ketiga.

Tentu saja dadanya remuk, fikiranya kalut dan semua rasa berkecamuk dalam satu ruang lingkup.

Bukankah tampak menyakitkan?
Saat sebuah kesetiaan berbalaskan dusta dan perselingkuhan

Mungkin memang benar, cinta hanya untuk mereka yang sama-sama berjuang dalam mempertahankan kesetiaan
Sedang rasa sakit yang ditimbulkan adalah akhir dari sebuah penghianatan

Pamulang

04.06.19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun