"Ya.Asalnya dari Jawa. Entah bagaimana bisa sampai terbawa ke Fairyland. Tapi mungkin sihakanan ini ada sejak dari zaman dulu---zaman kerajaan. Awalnya orang bikin dari tepung beras, dicampur bumbu, lalu dikasih kacang atau rebon. Digoreng di minyak panas, jadi peyek. Suaranya? Krauk .....krauk .....krauk..... Mnggoda...
"
Lingga tersenyum sambil mengunyah.
"Hmm... pantes aja rasa rempeyek itu... Nagihin..."
Nymph kemudian menyambung
"Dan jenisnya juga banyak banget, kan? Di Puri aja Bi Nora pernah bikin rempeyek kacang, rempeyek rebon, rempeyek bayam..."
Starnus menimpali.
"Yup. Ada juga rempeyek ebi, teri, kedelai... bahkan yang ekstrem kaya rempeyek jangkrik di desa-desa."
Lingga melotot dikit
"Ugh jangkrik?!!.Memang bisa????Hiiiyeeekk...Skip deh."
Nymph ketawa
"Aku jadi penasaran, kenapa sih semua topls selalu ilang satu tiap kakak yang deketin dapur?kasihan tu Bi Nora yang capek capek goreng... "
Lingga menutup topls, pura-pura kalem.
"Karena menurutku, sebelum rempyk itu sampai di meja makan, harus ada yang nyicipi. Siapa tahu sampai di meja makan beracun..... Hihihihi.. " Ujarnya ber alasan.Â
Starnus mencibir.
"Ah Masak....Emang nyicipi harua se topls habis??" Melarikan ke arah Topls yang kini kosong DNA menyisihkan bayangan minyak.Lingga hanya merintis tanpa dosa karena gak bisa bikin alasan.Â