Ada jarum yang menusuk tepat di jantungnya. Terasa... begitu dalam. Ia menatap gadis kecil itu dengan mata yang berkaca.
> "Duh Dewata..." lirihnya dalam hati. "Jika saja... putriku masih hidup... usianya akan seperti anak itu."
Tenggorokannya tercekat. Sekilas ia merasa bertemu cerminan dirinya di masa lalu. Begitu mirip, begitu menyentuh. Dan tanpa sadar, hatinya yang beku mulai mencair.
> "Aku... ingin bermain dakon dengannya," bisiknya. "Jika pun ia kalah, aku ingin... dia jadi temanku. Untuk menutup lubang-lubang kosong dalam papan hidupku..."
Dan dari tempatnya berdiri, Roro Kecik tak tahu bahwa ia sedang dipandang oleh takdir --- oleh sang putri, oleh raja, oleh negeri. Dia tidak tahu bahwa langkah kecilnya hari ini akan mengguncang takdir besar kerajaan. Yang ia tahu hanyalah:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI