Mohon tunggu...
nulisnyaM
nulisnyaM Mohon Tunggu... writer opinion

Jadikan segalanya menjadi sumber kebaikan yang mengantarkanmu pada keridhoan-NYA. اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Delapan Dekade Merdeka, Pendidikan dan Kesehatan masih Jauh dari Harapan

16 September 2025   12:46 Diperbarui: 16 September 2025   12:46 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Delapan dekade merdeka, Pndidikan dan Kesehatan masih Jauh dari Harapan. (Sumber foto : https://gemini.google.com)

ISLAM : Solusi Umat dalam Menyelesaikan Masalah

Islam menjawab segala tantangan persoalan umat dengan penyelesaian yang benar dan adil. Baik dari segi  ekonomi, politik, sosial bahkan pada hal-hal yang sangat umat perlukan. Karena kepemimpinan Islam menetapkan negara sebagai ra'in, yaitu melayani kebutuhan dasar rakyat termasuk pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan adalah hak dasar publik yang wajib dipenuhi oleh negara. Karenanya negara haruslah mewujudkan secara gratis dan berkualitas, bahkan anggaran pendidikan dan kesehatan adalah anggaran yang bersifat mutlak dan prioritas.

Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah membebaskan tawanan perang Badar dengan syarat mereka harus mengajari anak-anak kaum muslim membaca dan menulis. Beliau memberikan pembebasan bersyarat tersebut untuk memenuhi pendidikan anak-anak kaum muslim dengan memanfaatkan keahlian para tawanan dalam membaca dan menulis sebagai tebusannya.

Islam memposisikan pendidikan dan kesehatan sebagai hak publik. Negara Islam menjamin pendidikan dan kesehatan gratis, merata, dan berkualitas bagi semua warga tanpa diskriminasi. Sarana prasarana publik (jalan, jembatan, transportasi) dibangun negara demi mendukung akses pendidikan dan layanan kesehatan. Hal ini sudah pernah terterapkan pada masa sistem Islam. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dari Anas ra. menuturkan bahwa serombongan orang dari kabilah 'Urainah masuk Islam. Mereka jatuh sakit di Madinah. Rasulullah saw. selaku kepala negara meminta mereka untuk tinggal di penggembalaan unta zakat yang dikelola baitulmal di dekat Quba'. Mereka diperbolehkan minum air susunya secara gratis sampai sembuh. Khalifah Umar selaku Kepala Daulah Islam juga telah menjamin kesehatan rakyatnya secara gratis dengan cara mengirimkan dokter kepada rakyatnya yang sakit tanpa meminta sedikit pun imbalan dari rakyatnya (Syekh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Muqaddimah ad-Dustur, 2/143).

Adapaun dalam mekanisme pembiayaan pendidikan dan kesehatan sendiri dilakukan sepenuhnya oleh negara. Ada dua sumber pos pendapatan baitulmal yang dapat digunakan untuk membiayai pendidikan, yaitu: 1, pos fa'i kharaj yang merupakan kepemilikan negara seperti ganimah, khumus (seperlima harta rampasan perang), jizyah, dan dharibah (pajak); 2, pos kepemilikan umum, seperti tambang minyak dan gas,hutan, laut, dan hima (milik umum yang penggunaannya telah dikhususkan). pun pada pembiayaan sistem kesehatan dilakukan sepenuhnya oleh negara Islam. Pembiayaan tersebut dari pos-pos pemasukan baitulmal yang salah satunya berasal dari pengelolaan barang tambang yang jumlahnya melimpah. Negara pun hadir dalam memfasilitasi dengan membentuk lembaga wakaf bagi individu yang ingin beramal dan berkontribusi untuk kepentingan umat sehingga banyak madrasah dan fasilitas kesehatan bebas biaya. (Mnews, 22-8-2025)

Dengan demikian, terlihat jelas bukan bahwa Islamtidak hanya sebagai agama ritual, tetapi sebuah ideologi yang membawa perubahan dalam menuntaskan permasalahan umat dari yang paling dasar hingga yang berat. Apalagi penerapan sistem pendidikan dan kesehatan Islam dengan ditopang sistem pemerintahan yang amanah, penguasa yang me-riayah, dan tenaga profesional di bidang pendidikan dan kesehatan akan mewujudkan layanan publik yang berkualitas. Tidak ada pandangan bisnis dan profit dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan sebagaimana yang berlaku dalam sistem kapitalisme. Wallahualam bi showab

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun