Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

NasDem Akan Boyong Bu Risma ke Jakarta untuk Atasi Sampah

30 Juli 2019   05:37 Diperbarui: 30 Juli 2019   05:57 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Risma saat menemui rombongan dari DKI Jakarta/Dok. Humas Pemkot Surabaya

Menginginkan pemimpin tegas, peduli rakyatnya, dan pandai menata kota bukan kata, tentu menjadi impian semua orang. Apalagi pemimpin sekaliber Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Bu Risma yang kelasnya sudah internasional, tentu sangat diinginkan semua pihak.

Tak terkecuali DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai NasDem. Secara terang-terangan, ia mengakui ingin memboyong Bu Risma ke DKI Jakarta pada Pilkada 2022 nanti. Keinginan itu disampaikan berulang-ulang ketika acara studi banding Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Provinsi DKI Jakarta di ruang sidang Wali Kota Surabaya, Senin (29/7/2019).

"Apakah ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI, Bestari Barus disambut tepuk tangan peserta studi banding di Balai Kota Surabaya.

Mungkinkah NasDem memboyong Bu Risma ke Jakarta? Mungkinkah NasDem mengusung Bu Risma di Pilkada DKI Jakarta 2022?

Ah, kita kembali dulu ke Studi banding itu. Rombongan dari DKI Jakarta itu diikuti sebanyak 25 orang dari jajaran di DPRD Provinsi DKI Jakarta beserta Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan perwakilan dari BUMD PT Jakarta Propertindo. Rombongan ini studi banding ke Surabaya untuk menyelesaikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan Sampah dengan konsep ITF (intermediate treatment facility).

Pada saat itu, terungkap bahwa Jakarta masih menggunakan pola konvensional dalam mengolah sampah, yakni dengan cara ditumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Kota Bekasi. Namun pada 2021 nanti, TPA tersebut overload atau kelebihan kapasitas, sehingga dibutuhkan teknologi pengelolaan seperti di Kota Surabaya.

Terungkap pula bahwa anggaran pengelolaan sampah di DKI Jakarta mencapai Rp 3,7 triliun. Angka yang cukup fantastis dalam mengurus sampah. Sedangkan di Kota Surabaya sendiri hanya Rp 30 miliar setahun.

Padahal, jika melihat luasan wilayahnya, DKI Jakarta luasnya 661,5 kilometer persegi dan Surabaya luasnya 350,5 kilometer persegi (data dari google). Artinya, luas wilayah Surabaya itu adalah separuhnya Jakarta, tapi dalam hal anggaran pengelolaan sampahnya, Surabaya terbilang sangat kecil.

Meski kecil, pemimpin di Surabaya pintar menata kata, eh salah, pintar menata kota. Hasilnya pun sangat luar biasa. Dari segi lingkungan, Kota Pahlawan ini menjelma menjadi kota yang sangat cantik nan indah.

Pengelolaan sampahnya pun terbilang sangat sukses. Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertama telah memanfaatkan sampah menjadi tenaga listrik. Di Surabaya, sudah dibangun 28 rumah kompos yang sudah menghasilkan energy listrik mulai dari 2-6 kilo watt.

Yang terupdate, Surabaya merupakan salah satu kota yang siap untuk menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Bahkan, PLTSa yang di Benowo sudah siap 80 persen, sehingga sebentar lagi Surabaya akan memiliki PLTSa yang bisa menghasilkan 11 megawatt.

Berbagai inovasi sudah ditelorkan dalam pengelolaan sampah. Menurut saya, Surabaya itu sudah khatam dalam pengelolaan sampah. Makanya, DKI Jakarta dan anggota dewannya tidak salah studi banding ke Surabaya, karena Surabaya itu "raja" nya mengelola sampah.

Terbukti, di awal tahun lalu, Senin (14/1/2019), Wali Kota Risma menerima tiga penghargaan sekaligus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yaitu Adipura Kencana, Kinerja Pengurangan Sampah, dan Nirwasita Tantra.

Adipura Kencana merupakan penghargaan tertingi bagi kota berkinerja baik dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Tahun ini, maaf hanya Surabaya saja yang meraihnya. Surabaya dinilai paling sukses dalam pengelolaan sampahnya, sehingga dinilai paling pantas mendapatkan Adipura Kencana.

Oleh karena itu, Bestari Barus yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPW Nasdem DKI Jakarta berharap kepada Bu Risma bersedia diboyong ke Jakarta untuk membantu Jakarta dalam pengelolaan sampah.

Menurutnya, DKI Jakarta juga butuh figur pemimpin yang merakyat seperti Bu Risma, sehingga berbagai programnya bisa tepat sasaran. Bestari pun seakan mengatakan bahwa pemimpin yang dibutuhkan Jakarta itu sosok seperti Bu Risma ini.

Makanya, dalam pertemuan itu dia juga sempat berucap kepada Bu Risma selamat datang di Jakarta dan mereka siap menunggu Bu Risma di Jakarta.

Menurut saya, sah-sah saja mereka berharap dipimpin Bu Risma di DKI Jakarta. Karena jika melihat track record Bu Risma memimpin Surabaya, tentu hampir semuanya banyak yang terkesima.

Selama dipimpin Bu Risma, kota ini bertransformasi menjadi menjadi kota yang diperhitungkan di pentas dunia. Perubahannya pun nampak nyata dan bisa langsung dirasakan oleh warga.

Menurut saya, dia lah salah satu contoh sosok pemimpin yang sesungguhnya. Tahunya hanya bekerja, menata kota, dan tidak bermain kata-kata. 

Pertanyaannya sekali lagi, mungkinkah NasDem mengusung Bu Risma di Pilkada DKI? mari kita tunggu saja panggung perpolitikan di negeri ini. Salam damai demi kebaikan Indonesia....

Sumber: 1 dan 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun